Diseminasi merupakan proses penyebaran inovasi yang direncanakan, diarahkan dan dikelola. Seperti diseminasi yang dilakukan di areal lahan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sukatani Kabupaten Tangerang dilaksanakan pada bulan Juni 2020. Sebagai lahan tadah hujan, kegiatan yang dimulai pada awal musim kemarau mengharuskan pengairan dengan pompanisasi.
Wilayah binaan BPP Sukatani meliputi Rajeg, Sindang Jaya, Pasarkemis dan Cikupa. Dengan Total jumlah kelompok tani (Poktan) 139, yang terdiri Kecamatan Cikupa 12 poktan, Kecamatan Sindang Jaya 45 poktan, Kecamatan Pasarkemis 17 poktan dan Kecamatan Rajeg 65 poktan.
Salah satu kegiatan optimalisasi BPP Sukatani yaitu demplot padi beras merah yang bertujuan menjadi percontohan bagi para petani juga sebagai materi, media dan metode bagi penyuluh dalam menyampaikan inovasi teknologi budidaya beras merah. Kegiatan yang dilaksanakan menjadi percontohan setiap petani yang datang ke BPP. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang mengatakan, sejak awal dengan adanya Kostratani, pertanian lebih maju mandiri bahkan dengan pengolahan menggunakan teknik yang lebih modern. “Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dengan menggunakan teknologi yang lebih baik, memanfaatkan sains dan riset yang lebih kuat sehingga bisa menghadirkan kemampuan-kemampuan kita,” tegas Mentan Syahrul
Kegiatan pengolahan lahan hingga panen melibatkan setiap petani yang ada di wilayah BPP Sukatani. Benih yang digunakan dalam demplot ini adalah varietas Pamera label putih. Tujuan digunakannya label putih/ benih dasar (Foundation Seed) menurut Abdul Gopar, koordinator BPP Sukatani, agar dapat dikembangkan di wilayah binaan di BPP Sukatani dan menjadi icon atau ciri khas dari BPP Sukatani selain itu karena label putih itu merupakan benih dasar dari hasil pertanaman benih yang mempunyai sifat kemurnian tinggi dan bisa diturunkan sampai 2 kali.
“Sistem tanam yang digunakan menggunakan jajar legowo 2:1 dan 4:1. Sedangkan pemupukan dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan pupuk urea, NPK dan pupuk organik cair sabut kelapa, “ ujar Abdul Gopar.
“Pupuk organik sabut kelapa juga dibuat sendiri oleh penyuluh di BPP Sukatani. Dan pada 20 Oktober 2020 lalu, dilakukan panen dengan umur tanaman 111 hari, dan dilakukan ubinan menggunakan aplikasi statistik dalam menentukan lokasi yang diperoleh. Potensi varietas pamera diperoleh 11,33 ton /ha dengan rata rata hasil 6,43 ton /ha. Diseminasi inovasi melalui demplot padi beras merah yang dilakukan BPP Sukatani ini juga merupakan optimalisasi dalam mendorong Kostratani untuk mendorong percepatan pembangunan pertanian yang maju, mandiri dan modern” imbuh Abdul.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa untuk mempercepat pembangunan pertanian hingga ditingkat kecamatan dan desa, Kementerian Pertanian melakukan gebrakan pembangunan pertanian melalui program strategis Komando Strategis Pembangunan Pertanian atau disebut Kostratani di tingkat kecamatan.
“Optimalisasi tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat kegiatan pembangunan pertanian ditingkat kecamatan dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional merupakan tujuan jangka panjang dari Kostratani, sedangkan tujuan jangka pendek Kostratani sebagai pusat informasi data, kelembagaan petani, meningkatkan kapasitas SDM petani dan diseminasi inovasi teknologi,” ujar Dedi Nursyamsi. SILVY/YENI