Potensi yang dimiliki sektor pertanian sangatlah besar. Potensi ini juga yang dilirik generasi milenial. Jumlah petani milenial pun tidak sedikit. Kondisi ini akan membuat saling menguntungkan karena buat pertanian, kehadiran generasi milenial merupakan modal yang sangat besar bagi pembangunan pertanian.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, (SYL) mengatakan bahwa regenerasi petani menjadi salah satu faktor kunci untuk kemajuan dan modernisasi pertanian.
“Melalui regenerasi, penggarapan lahan, proses produksi, dan agribisnis akan dijalankan oleh kaum milenial yang diharapkan mampu bekerja lebih produktif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi,” katanya.
Mentan SYL juga mengatakan, pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu membuka lapangan pekerjaan besar karena adanya akses pasar yang terbuka lebar. Sektor pertanian juga masih berjalan normal dan tetap melakukan produksi meski dalam suasana krisis. Ini dibuktikan dengan pertumbuhan ekspor pertanian yang terus meningkat.
“Sektor pertanian merupakan sektor yang menjanjikan, maka tidak perlu ada keraguan pada generasi milenial untuk menekuni sektor pertanian” tegas Mentan SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi menyatakan saat ini start-up pertanian semakin bertambah dan meningkat, membuktikan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang punya peluang besar.
“Generasi milenial saat ini semakin cerdas dalam mencari peluang bisnis mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian akan makin menguasai bagaimana mengembangkan pertanian mulai dari hulu sampai hilirnya menjadi peluang bisnis. Apalagi ditambah dengan memanfaatkan teknologi digital akan makin menjanjikan tentunya,” tegas Dedi.
Salah satu generasi milenial yang melirik tingginya potensi pertanian adalah M.Ilham Syafaat (21). Ia bahkan memutuskan melanjutkan pendidikan tinggi dengan jurusan Teknologi Pangan disalah satu Universitas Swasta ternama di Tangerang Banten. Tak hanya itu, ia pun menerima tawaran orang tuanya untuk melanjutkan bisnis keluarganya yang bergerak di sektor pertanian.
“Saya memilih jurusan teknologi pangan karena Indonesia merupakan negara agraris yang sangat kaya akan sumber pangan. Namun, terkadang pamor produk pertanian lokal kalah dengan produk impor. Seharusnya pamor produk pertanian lokal bisa lebih dinaikan lagi. Saya yakin kualitas dan mutu produk pertanian lokal tidak kalah impor. Dan bila ditangani dengan baik nilai tambah produk pertanian akan kita dapatkan, misalnya dengan pengolahan menjadi bahan baku produk olahan atau produk olahan yang siap dikonsumsi,” papar Ilham.
Ia pun menceritakan keputusannya untuk melanjutkan usaha keluarganya di bidang food processing yakni PT. Tsamarot Indonesia. Ilham percaya usaha di bidang industri pangan memiliki prospek pasarnya sangat cukup besar baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
“Dan setelah saya pelajari dari bidang teknologi pangan, saya tahu bahwa kandungan pangan lokal kita ini sangat kaya akan antioksidan dan vitamin yang menjadikan nilai tambah tersendiri. Tingginya potensi komoditas pertanian ini menggugah minat saya untuk menekuni dan menggeluti sektor pertanian lebih dalam. Sebagai anak menjadi tanggung jawab saya untuk melanjutkan usaha keluarga dan sebagai generasi milenial tanggung saya melanjutkan pembangunan pertanian dengan berperan aktif didalamnya,” tegas Ilham.
PT. Tsamarot Indonesia merupakan industri pengolahan produk setengah jadi yakni puree buah dan sayur yang berdiri sejak tahun 2010. Sebagai pemasok bahan baku industri pangan PT. Tsamarot Indonesia membutuhkan banyak pasokan buah dan sayur segar. Untuk pemasaran kami telah mensupply beberapa industri hilir yang mana mereka akan melakukan post processing seperti Diamond, Sosro, Nabati, Mayora, Puratos,Hale, Sonton dan Berry.
“InsyaAllah di tahun 2021 penjajakan pasar ekspor kami bisa terlaksana,” harap Ilham.
Sebagai CEO PT.Tsamarot Indonesia, Ilham membuka peluang kerjasama bagi para petani milenial untuk mensuply bahan baku puree nya maupun komoditas pertanian lainnya. Sebagai langkah awal PT. Tsamarot menggandeng pemuda/i di sekitar untuk menjadi tenaga kerja dan membantu proses produksi.
Kurang lebih 30 orang pemuda/i telah tergabung dalam PT. Tsamarot Indonesia. Ia pun membuka kesempatan bagi generasi milenial lainnya untuk magang di perusahan yang ia pimpin.
“Ayo maju bersama bangkitkan sektor pertanian Indonesia. Bila bukan kita yang maju, siapa lagi,” seru Ilham. NURLELI