Kementerian Pertanian terus mengupayakan regenerasi pertani dengan menghadirkan banyak petani milenial. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui program YESS yang digulirkan di Bantaeng dengan menggandeng P4S. YESS merupakan sinergi antara Kementan dengan International Fund for Agricultural Development disingkat (IFAD).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, Kementan akan terus memfasilitasi generasi muda agar bisa terjun menjadi petani serta wirausaha pertanian.
“Kita fasilitasi mereka, kita tingkatkan pengetahuan dan kemampuan mereka melalui pelatihan. Kita manfaatkan teknologi, alsintan, jejaring hingga jejaring pemasaran. Kita ubah pola pikir generasi muda bahwa pertanian itu keren, hebat, dan satu-satunya sektor yang menjanjikan terlebih di tengah pandemik ini,” jelas Menteri SYL.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, menjelaskan bahwa program YESS hadir untuk dapat membidik dan memfasilitasi calon petani atau wirausaha milenial pertanian yang berasal dari daerah sasaran program YESS.
“Ada dua kunci utama dalam pelaksanaan program YESS. Pertama program YESS hadir untuk meningkatkan kapasitas pemuda di pedesaan melalui pendidikan dan pelatihan untuk menjadi agen pembangunan pertanian. Kedua, sasaran dari program YESS yakni pemuda harus memiliki jiwa kewirausahaan dari hulu sampai hilir,” katanya.
Di salah satu lokasi sasaran program YESS yakni Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan, program YESS menggandeng P4S Insan Cemerlang dan P4S Bunga Harapan untuk mencetak meningkatkan kapasitas petani serta wirausaha pertanian milenial melalui pelatihan.
P4S Insan Cemerlang Desa Pattallassang, Kecamatan Tompo Bulu, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan fokus pada pelatihan penangkaran bibit kakao. Dengan penangkaran seluas 1 ha dan kapasitas produksi 20.000 bibit, P4S Insan Cemerlang mampu menjangkau pasar bibit kakao di wilayah Sulawesi Selatan.
P4S ini awalnya adalah sebuah kelompok tani yang didirikan pada tahun 2010. Setelah aktif melakukan pelatihan sejak 2010, kelompok ini menjadi P4S di tahun 2015.
“Per bibit kakao kami jual seharga 7000. Di musim kemarau seperti sekarang kami biasa menjual 300-1000 bibit per bulan. Jika musim penghujan, penjualan sebulan mencapai 5000 bibit. Sehingga rata-rata omzet kami 20 juta per bulan,” tutur Humra, ketua Kelompok Wanita Tani Cahaya Kartini sekaligus anggota P4S Insan Cemerlang.
Sementara Tuming Lerdy Ketua P4S Insan Cemerlang, menambahkan, selain melakukan pelatihan untuk masyarakat sekitar, pihaknya juga menerima PKL, magang, dan penelitian bagi siswa SMK dan mahasiswa perguruan tinggi.
“Tidak hanya lingkup Indonesia, mahasiswa Jepang pun pernah belajar disini,” tutur Tuming Lerdy.
Kini, P4S Insan Cemerlang mulai mengembangkan pembibitan lada, cengkeh, dan merica sebagai diverfikasi usaha.
Di lokasi berbeda, Muhammad Arsyad ketua P4S Bunga Harapan menjelaskan bahwa P4S yang ia pimpin fokus pada pelatihan budidaya komoditas tanaman pangan, seperti jagung dan padi.
Saat ini, P4S Bunga Harapan membina 5 kelompok tani di wilayah Kecamatan Gantarangkeke, Kab. Bantaeng.
“Kami sudah aktif melakukan pelatihan sejak tahun 2000. Kami siap melakukan pelatihan bagi milenial-milenial Kab. Bantaeng bersama Program YESS,” tutur Arsyad. NURLELI