Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo melalui Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Jabon, gelar gerakan pengendalian (Gerdal) tikus dengan mengerahkan unsur kelompok tani, jajaran penyuluh pertanian setempat, pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT) dan bidang sarpras Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo.
BPP Jabon di awal tahun 2021 ini gencar melakukan pengendalian hama tikus di wilayah kerjanya. Kegiatan yang melibatkan anggota kelompok tani, penyuluh pertanian setempat, POPT dan Bidang Sarana Prasarana Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Sidoarjo berlangsung lancar. Kegiatan gerdal sudah dilakukan di 10 Kelompok Tani yang berada di 6 Desa di wilayah BPP Jabon. Kelompok yang sudah melaksanakan kegiatan tersebut diantaranya Poktan Tani Rukun I Desa Dukuhsari seluas 40 Ha, Poktan Kutama dan Poktan Sudi Makmur Desa Kupang masing-masing seluas 40 Ha, Poktan Margi Makmur I dan II Desa Kedungpandan seluas 27 Ha dan 54 Ha serta Poktan Sumber Tani I – IV Desa Keboguyang seluas 100 Ha.
Pelaksanaan gerdal telah mencapai 60 %, dan sisanya akan terus berlanjut untuk menjangkau wilayah lain khususnya pada Poktan binaan BPP Jabon, ungkap Sunyoto selaku Penyuluh Pertanian setempat. Ia mengatakan bahwa, “Gerdal tikus ini bertujuan untuk mengurangi populasi tikus khususnya di wilayah yang menjadi endemis tikus. Bila terjadi serangan, biasanya tikus merusak lahan petani secara merajalela. Mumpung tidak ada tanaman, anggota kelompok tani kami antusias untuk melakukan pengendalian dengan memasang perangkap/bumbung dan melakukan penyemprotan rumput menggunakan herbisida di sekitar lahan agar tidak digunakan untuk bersembunyi tikus”.
Bumbung yang dipasang memanfaatkan bekas botol air mineral yang dibawa sendiri oleh petani dan dipasang di sekitar pematang dengan jarak kurang lebih 5 meter. Bumbung tersebut diberikan rodentisida sebanyak 1- 2 sendok makan yang merupakan bantuan dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Sidoarjo. Rodentisida yang digunakan ini koagulan siap pakai untuk mengendalikan tikus sawah (Rattus argentiventer), tikus semak (Rattus Tiomanicus), Tikus Rumah (Rattus rattus). Efek racunnya ampuh terhadap hama sasaran, tidak berbau dan ramah lingkungan.
“Pertanian tidak boleh berhenti untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia,”ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Oleh karena itu, Konstratani BPP Jabon terus berupaya melakukan pendampingan kepada petani agar pertanaman padi terus bertambah dan produksi semakin meningkat. Apalagi jika di dukung dengan persediaan air di musim hujan yang masih berlangsung hingga saat ini, bantuan sarpras dari Dinas Pangan dan Pertanian serta semangat petani untuk berusaha tani, maka bukan keniscayaan bila produksi padi akan dapat ditingkatkan ke depannya.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengemukakan bahwa pandemi Covid-19 mempengaruhi perekonomian, namun sektor pertanian semakin kokoh lantaran kerja keras petani didampingi penyuluh.
“Petani harus turun ke lapangan, penyuluh harus turun ke lapangan dan mendampingi petani. Dalam kondisi apa pun, pangan tidak boleh bermasalah. Pangan tidak boleh bersoal. Untuk itu, kita harus tanam dan memastikan produksi tidak berhenti,” tegas Dedi. NINING/YENI