PALEMBANG – Menghadapi tantangan era 4.0 menuju era 5.0 diperlukan sumberdaya manusia (SDM) Pertanian yang andal. Melalui pendidikan vokasi, Kementerian Pertanian (Kementan) berupaya untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian khususnya generasi milenial.
Salah satu caranya, dengan menyelaraskan kurikulum pendidikan bersama Industri dan Dunia Kerja (Iduka) yang diselenggarakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Kementan SMKPP Negeri Sembawa di Hotel Harper Palembang (31/5).
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL), meyakini kaum milenial yang inovatif dan memiliki gagasan yang kreatif mampu mengawal pembangunan pertanian yang maju, mandiri, modern.
“Pemerintah Indonesia terus mendorong peran penting sektor pertanian dalam menciptakan lapangan kerja di pedesaan, meningkatkan pendapatan keluarga petani, serta memastikan ketahanan pangan nasional. Regenerasi petani merupakan harga mati yang harus segera kita realisasikan bersama,” tegas Mentan SYL.
Menurutnya, pendidikan vokasi punya peran penting hasilkan petani milenial yang berjiwa entrepeneur. “Melalui pendidikan vokasi kita menghubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan, dan siap untuk hal-hal yang baru,” tambahnya.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, menegaskan untuk mendukung pembangunan pertanian maju, mandiri dan modern, perlu dilakukan penyiapan, pencetakan SDM pertanian unggulan.
“Maka melalui pendidikan vokasi, Kementan melahirkan SDM yang kompetitif sebagai tenaga kerja pertanian andal dan unggul (job seeker) serta sebagai pengusaha pertanian milenial andal, kreatif, inovatif, profesional, serta mampu menyerap lapangan pekerjaan sektor pertanian sebanyak mungkin (job creator),” ujar Dedi.
Hal inilah yang mendasari kegiatan penyelarasan kurikulum dilaksanakan oleh lembaga pendidikan vokasi. SMK PP Negeri Sembawa meyelenggarakan penyelarasan kurikulum dengan tujuan untuk melink and matchingkan antara Iduka SMK, bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ada di industri diterapkan dalam pembelajaran di sekolah, sehingga kompetensi yang dimiliki siswa memenuhi standar industri.
Kasi Kurikulum SMK Dinas Pendidikan Provinsi Sumatera Selatan Awaludin menyatakan kegiatan penyelarasan kurikulum ini merupakan sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan, yang merupakan langkah awal untuk link and match dengan Industri dan Dunia Kerja (Iduka), jika kurikulum sudah diselaraskan dengan Iduka, tidak ada alasan Iduka untuk menolak lulusan SMK. Guru industri datang ke sekolah, guru sekolah dikirim ke Iduka sebagai guru magang. Langkah yg baik ini hendaknya mendapat dukungan dari segala unsur dan ada imbasan untuk di adopsi sekolah-sekolah lainnya.
Kepala SMKPP Negeri Sembawa Yudi Astoni menyampaikan dalam kegiatan yang dihadiri MKKS Kabupaten Banyuasin ini, dengan adanya penyelarasan kurikulum ini diharapakan Iduka dapat memberikan masukan terkait kurikulum yang ada di sekolah. Penyelarasan kurikulum diselenggarakan secara Focus Group Discussion (FGD) yang terbagi menjadi 4 kelompok program studi secara pararel.
“Pada prodi Agribisnis Tanaman Pangan Hortikultura (ATPH) dihadiri oleh PT Jimmagro Inter Mulya bersama tujuh guru produktif ATPH, program studi Agribisnis Tanaman Pangan (ATP) dihadir oleh PT Hindoli Cargil Grup bersama Sembilan guru produktif ATP, program studi Agribisnis Ternak Unggas (ATU) dihadiri PT Semesta Mitra Sejahtera bersama empat guru produktif ATU, sedangkan prodi Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) dihadir CV Sekar Kue bersama lima guru prodi APHP.” Ujar Yudi.
Yudi menambahkan integritas pendidikan vokasi dan Iduka melalui link and match selain penyelarasan kurikulum pada hari ini, akan adanya pembelajaran berbasis project rill dari Iduka, guru tamu dari Induka, magang praktik kerja di dunia kerja, sertifikasi kompetensi, riset terapan mendukung teaching factory, serta komitmen serapan lulusan. SMKPP Negeri Sembawa