Dunia pertanian masa kini semakin menarik dan menantang, mengapa hal ini menjadi menarik, karena dunia pertanian modern akan berkembang lebih cepat serta semakin digemari oleh berbagai kalangan. Menjadi menantang karena saat ini pertanian dituntut untuk menggunakan teknologi IoT dalam mekanisasinya. Dengan adanya sumber daya alam yang melimpah diantaranya adanya matahari sepanjang tahun, air melimpah, lahan yang subur, variasi jenis tanaman yang banyak dan budaya bertani yang mengakar pada masyarakat Indonesia, maka kita dapat mengembangkan teknologi smart farming.
Namun saat ini dengan lahan yang terbatas dan tersebar, budaya entrepreuneur yang belum tepat, orientasi produksi bukan pasar, adanya buyer’s market, tidak adanya system data realtime, teknik budidaya terlalu umum, benih bermutu yang masih terbatas, minimnya teknologi, infrastruktur pendukung yang lemah dan mayoritas petani pada usia tua, maka kendala diatas mau tidak mau harus segera dibasmi. Solusi satu-satunya adalah dengan mengeliminasi permasalahan dan mengoptimalkan keunggulannya dengan mengaplikasikan pertanian presisi.
Pertanian presisi (precision farming) adalah sistem pertanian terpadu berbasis pada informasi dan produksi, untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan profitabilitas produksi pertanian dari hulu ke hilir yang berkelanjutan, spesifik lokasi serta meminimalkan dampak yang tidak diinginkan pada lingkungan. pertanian presisi menggunakan pendekatan dan teknologi yang memungkinkan perlakukan presisi pada setiap simpul proses rantai bisnis pertanian dari hulu hingga hilir sesuai kondisi, memerlukan input dan teknik yang tepat sehingga tidak terjadi pemborosan sumberdaya. Sesuai namanya precision yaitu presisi atau tepat, petani melakukan tindakan budidaya secara tepat berdasarkan informasi yang mereka terima.
Dengan pertanian presisi, petani mengolah tanah, menanam, merawat, memanen tanaman secara presisi. Itu dilakukan dengan bantuan perangkat teknologi digital yang membantu petani mampu menghitung jarak tanam secara tepat, kebutuhan benih dan pupuk dengan tepat, umur panen dan jumlah panen tepat.
Salah satu strategi untuk meningkatkan kompetensi kinerja dan profesionalisme para widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian adalah melalui penyelenggaraan pelatihan. Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementrian Pertanian menghadirkan kembali ToT yang sangat inspiratif dan cocok dengan pertanian yang Maju, Mandiri dan Modern. ToT kali ini mengangkat tema ToT Low Cost Precision Farming yang dilaksanakan pada 11-13 Februari 2023. Pelatihan ini dibuka serentak oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) pada tanggal 11 Februari 2023 di Balai Pelatihan Pertanian Lampung.
Pertanian harus menjadi kekuatan bangsa ini dalam menghadapi tantangan krisis pangan dunia, perubahan iklim, dan konflik antarnegara. “Apa yang kita lakukan ini untuk mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara besar tidak perlu ragu karena ada pertanian dan jajaran keluarga besar petani yang siap untuk menjadi penyangga bangsa ini,” tegas SYL.
SYL juga menambahkan, sejak merdeka pertanian menjadi bagian yang sangat penting. Hal ini pun kembali terbukti ketika dunia menghadapi krisis akibat pandemi Covid-19, perubahan iklim serta konflik antara Rusia dan Ukraina. Selanjutnya, ia mengatakan, perkembangan dan pertumbuhan berbagai aktivitas pertanian secara modern sudah terjadi. Oleh karena itu, pertanian ke depan tidak mungkin lagi dilakukan dengan cara konvensional. ” ToT ini menjadi penting dalam rangka mencoba membangun mindsetting terhadap pertanian yang unggul, pertanian sebagai pencipta lapangan kerja dan pertanian sebagai sumber ekonomi dasar bagi masyarakat,” pungkas SYL.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menjelaskan, tujuan pelatihan Low Cost Precision Farming dalam rangka menguatkan implementasi program utama Kementan yaitu digitalisasi pertanian.
” Lebih khusus lagi kita membangun terus precision farming. Lebih khusus lagi precision farming alias low cost yang sudah terbukti mendongkrak produktivitas pertanian, memperbaiki kualitas produk pertanian dan menjamin kontinuitas pertanian,” tutur Dedi. RVN/TBN/YNI