Komoditi jambu mete (Anacardium occidentale L) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mempunyai nilai strategis, antaranya reboisasai/konservasi lahan, industri otomotif, insustri konstruksi kimia, farmasi, konsmetilk, dll.
Seluruh areal pengembangan jambu mete merupakan perkebunan rakyat. Inisiatif pengembanganpun lebih banyak datang dari Pemerintah (Ditjenbun).. Data areal pengembangan tahun 2021 telah mencapai angka 464.531 ha dengan produksi 166.339 ton.
Permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan jambu mete adalah bahan tanaman yang digunakan sebagian besar bermutu rendah, pedoman agroekologi untuk areal pengembangan kebanyakan menggunakan lahan yang tidak sesuai, teknologi budidaya anjuran belum diterapkan secara optimal, adanya gangguan hama penyakit yang bersifat eksplosif sehingga produktivitas yang diperoleh rendah, dan tataniaga/kebijakan pasar belum banyak berpihak kepada petani dan umumnya petani menjual jambu mete dalam bentuk gelondong. Akibatnya pendapatan petani yang diterima juga masih rendah.
Oleh karena itu program pengembangan jambu mete mulai dari penelitian sampai dengan pengembangannya harus diarahkan pada aspek efektifitas dan efesiensi usahatani. Program tersebut perlu didukung oleh teknologi peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu produk. sesuai kebutuhan industri dan mampu bersaing di pasar global melalui penerapan teknologi penyambungan Sambung pucuk (grafting) dengan menggunakan batang atas dari varietas unggul, akan mampu meningkatkan produktivitas jambu mete melaui kegiatan pengembangan,peremajaan dan rehabiitasi. Penerapan teknologi sambug pucuk guna menghasilkan bibit unggul perlu diikuti dengan pemeliharaan kebun yang baik seperti pemangkasan dan pemupukan, maka produktivitas jambu mete dapat ditingkatkan dari 430 kg gelondong/ha/tahun menjadi 1.670 kg gelondong/ha/tahun. (Rudi S, Balitro 2018)
Oleh karena itu teknologi sambung pucuk pada buudidaya jambu mete merupakan salah satu tupaya dalam peningkatan produktivitas jambu mata yang akan mendorong peningkatan volume ekspor sekaligus peningatan pendapatan petani. NS/Humas Ditjenbun