JOMBANG – Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur melaksanakan panen raya padi. Lokasi panen raya di Poktan Jati sebagai sentra sawah tadah hujan dengan berbudidaya padi gogo.
Sistem budidaya padi gogo rancah sering dilakukan anggota Poktan Jati dikarenakan kurangnya ketersediaan air yang dibutuhkan oleh petani sewaktu-waktu. Jumlah luasan lahan Poktan Jati adalah 58,614 Ha, sedangkan budidaya padi gogoh rancah hanya seluas 15 Ha, produktivitasnya menghasilkan 7 ton/ Ha.
Selain memanfaatkan air hujan dalam budidaya padi, Poktan Jati juga mengandalkan sumber air dari hutan yang mengalir dan dilakukan pembendungan air, tepatnya di Waduk Ngampel yang telah dibangun oleh Dinas Pertanian dan sangat berperan untuk petani dalam melakukan usahataninya.
Panen raya ini diharapakan dapat mencukupi ketersediaan beras jelang lebaran dimana gabah perlu disimpan sesuai arahan dari Dinas Pertanian Kabupaten Jombang. Dengan kecukupan beras, makan ketahanan pangan dalam keluarga bisa terjamin.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, M. Rony, mengatakan bahwa program “mulih nggowo gabah” adalah bentuk ketahanan pangan di Jombang, agar hasil panen raya tidak dijual di tengkulak, dan hasil panen bisa dibawa pulang untuk disimpan memenuhui kebutuhan sehari-hari.
“Jelang hari raya dan setelah hari raya ini, kebutuhan pangan akan semakin meningkat. Dengan kecukupan pangan keluarga, para keluarga tani tidak direpotkan dengan membeli beras di luar,”jelas M. Rony.
Hasil panen yang mencapai 7 ton per Ha, menurut Ali, selaku Ketua Poktan Jati merupakan salah satu dari adanya waduk yang membantu dalam masalah pengairan, sehingga tercukupi dalam pemenuhan usahataninya.
“Waduk Ngampel ini sangat bermanfaat untuk persawahan Poktan Jati di Desa Ngampel. Saya dan kelompok berharap kedepan, pemerintah bisa memberikan bantuan sumur dan pompa air untuk mendukung usahatani padi dan jagung di Desa Ngampel,”kata Ali.
Namun disisi lain, menurut Suyanto, penyuluh setempat menambahkan, keberadaan Waduk Ngampel tidak bisa terus menerus membantu masalah pengairan petani.
“Permasalahan yang sering dihadapi petani adalah kurangnya pasokan air untuk membantu dalam budidaya padi dan jagung. Waduk Ngampel belum mencukupi pengairan lahan yang luas. Sehingga perlu adanya bantuan alsintan sebagai upaya percepatan tanam padi dan jagung. Sehingga anggota Poktan Jati dapat melakukan budidaya padi sebanyak 2 kali dalam setahun,”pungkas Suyanto. Lailis/Asep/Yeni