BULUNGAN – Kementerian Pertanian (Kementan) menilai Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara merupakan daerah yang berpotensi untuk meningkatkan swasembada padi, terlebih jika menerapkan berbagai program strategis Kementan seperti Pompanisasi dan pertanian berprinsip bisnis.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, kerap kali menyampaikan bahwa bertani merupakan sarana untuk mendapatkan keuntungan. Karenanya, pertanian harus dibangun dengan sistem dan prinsip bisnis yang kokoh dari hulu sampai hilir.
“Pertanian harus berupa bisnis yang menguntungkan, karena pertanian tidak hanya bergerak di hulu, tapi juga di hilir. Keuntungan itulah yang akan menjamin kesejahteraan petani dan keluarganya,” ujar Dedi.
Hal senada, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian yang juga sekaligus penanggung jawab Satgas Antisipasi Kerawanan Pangan Provinsi Kalimantan Utara, Muhammad Amin.
Dalam lawatannya ke Desa Sajau Hili, Kabupaten Bulungan, Senin (23/04/2024), mengatakan pertanian yang saat ini dianggap hanya untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, maka harus bergeser menjadi kegiatan ekonomi. Hal itu guna meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani.
“Pertanian harus dikelola dengan prinsip bisnis, sehingga semua kebutuhan rumah tangga petani dapat dipenuhi dari usaha pertanian,” kata Amin.
Sedangkan Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Pertanian Kabupaten Bulungan, Andik Wahyunarto, mengatakan bahwa produksi padi di wilayahnya tiga tahun terakhir ini mengalami penurunan yang sangat signifikan.
“Sesuai data BPS memang menunjukkan terjadi penurunan produksi setiap tahun. Data produksi tahun 2021 sebesar 13.011 ton GKG, tahun 2022 sebesar 11.626 ton GKH, dan tahun 2023 sebesar 10.348 ton GKH,” kata Andik.
Sementara itu, salah satu pegawai Dinas Pertanian Bulungan yang biasa mengurus lahan, Hafizh, menuturkan bahwa bertani tidak hanya soal enak semata, banyak kendala yang mesti di hadapi, di antaranya tidak adanya alat mesin panen padi.
“Selain itu adalah alat mesin pengering padi, dengan adanya mesin ini, kapanpun kami siap panen tanpa was-was,” ujarnya.
Sajau Hilir, lanjut Hafizh, mempunyai potensi Luas Baku Sawah (LBS) 257 ha. “Index pertanaman saat ini baru 1. Dengan adanya program pompanisasi Kementerian Pertanian diharapkan dapat meningkat menjadi IP 2,” ujarnya.
Dengan hal demikian, ia meyakini potensi produksi padi Desa Sajau Hilir dapat bertambah dua kali lipat.
Potensi lain yang tidak kalah besar adalah Desa Pimping Kecamatan Tanjung Palas Utara. Desa tersebut memiliki peluang penambahan areal tanam baru yang cukup luas.
Kepala desa Pimping, Alan Bilung, menuturkan bahwa selain yang reguler digarap oleh tiga Poktan seluas 63 ha, di wilayahnya terdapat lahan lain yang dapat dimanfaatkan untuk menanam padi seluas 1000 ha.
“Lahan itu tidak jauh dari jalan raya, 10 menit naik perahu”, tambah Pak Alan Bilung lagi. Potensi ini terungkap saat Muhammad Amin dan tim singgah ke balai desa tersebut dalam perjalanan menuju Kabupaten Tanah Tidung dan Malinau (24/04/2024).
Ketua kelompok tani Perintis, Erwansah pun mengaku bersyukur kelompoknya mulai mempraktikkan pertanian berbasis bisnis.
“Banyak keuntungan yang kami dapatkan, bahkan semua beras hasil panen kelompok kami terjual ke Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI. Saat ini banyak permintaan dari Tarakan, namun belum bisa kami penuhi,” ujarnya.
“Kelihatnya Kabupaten Bulungan punya potensi besar untuk swasembada padi,” ujar Kepala BSIP Kalimantan Utara, Zainal yang turut dalam rombongan ini. CHA