Kejar Target Swasembada Pangan, Kementan Rumuskan Modul Pelatihan

Berita, General28 Dilihat

DENPASAR – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengencarkan berbagai upaya untuk mencapai target swasembada pangan nasional pada 2027, sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa pencapaian ini tidak bisa hanya mengandalkan satu pihak, tetapi membutuhkan kerja sama dari seluruh elemen, terutama sumber daya manusia (SDM) pertanian, terutama para petani.

“Kita harus mewujudkan swasembada pangan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, dan ini hanya bisa tercapai dengan kolaborasi yang solid di sektor pertanian,” kata Mentan Amran.

Untuk mendukung ambisi besar ini, Kementan menggelar Pertemuan Reviu Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) dan Modul Pelatihan, yang bertujuan menggenjot kapasitas SDM pertanian guna mendukung terwujudnya swasembada pangan nasional pada 2027.

Pertemuan yang digelar di Makassar pada 4 – 7 Desember 2024 ini, fokus pada penyesuaian pelatihan agar lebih efektif dalam menjawab tantangan yang dihadapi petani saat ini. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Pertemuan Koordinasi dan Sinkronisasi Program dan Kegiatan Pelatihan Pertanian yang diadakan pada 30 November 2024 di Makassar.

Pertemuan tersebut merekomendasikan perlunya reviu terhadap Permentan 37 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelatihan Pertanian, serta standardisasi modul pelatihan yang mendukung swasembada pangan dan eksistensi UPT Pelatihan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan, perubahan iklim, kebutuhan pasar yang terus berkembang, dan dinamika sektor pertanian memerlukan kebijakan yang fleksibel dan relevan.

“Pelatihan harus bisa langsung diterapkan di lapangan, bukan hanya teori. Ini penting untuk mendukung petani agar lebih produktif dan adaptif terhadap perubahan,” ujar Santi saat membuka kegiatan tersebut.

Ia menambahkan bahwa Brigade Pangan memainkan peran sangat penting dalam memastikan ketersediaan pangan, meningkatkan kapasitas petani, dan memperkuat ekosistem pertanian nasional.

“Mereka adalah ujung tombak. Namun, untuk menjalankan tugas berat tersebut, mereka membutuhkan pelatihan yang relevan, terarah, dan berbasis kebutuhan lapangan,” ungkapnya.

Oleh karena itu, modul pelatihan yang akan disusun harus mampu menjawab kebutuhan tersebut, memberikan dampak nyata bagi petani dan masyarakat.

Pertemuan ini fokus untuk penyusunan modul-modul pelatihan baru yang lebih aplikatif dan berbasis praktik. Modul-modul tersebut, seperti Agribisnis Padi, Kakao, Kelapa Sawit, hingga Smart Farming, akan disesuaikan dengan kebutuhan petani agar lebih mudah diterapkan dalam usaha pertanian sehari-hari.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian sekaligus Direktur READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative), Inneke Kusumawaty, menambahkan bahwa pembaruan ini bertujuan membuat pelatihan lebih terstruktur dan memberikan dampak yang nyata di lapangan.

“Kami ingin petani tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga keterampilan yang bisa langsung digunakan untuk meningkatkan hasil pertanian mereka,” katanya.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Kementan berharap Indonesia dapat mencapai target swasembada pangan yang berkelanjutan dan mandiri, serta menciptakan ekosistem pertanian yang lebih tangguh menghadapi tantangan global.

Sebagai tambahan informasi, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Pertemuan Diseminasi Informasi Pemberdayaan Masyarakat bagi Fasilitator Desa Program READSI (Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative) dalam Mendukung Swasembada Pangan yang digelar pada 4 – 7 Desember 2024. CHA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *