LEMBANG – Kementerian Pertanian, melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, memperkenalkan teknologi pertanian kepada 72 mahasiswa semester 5 Program Studi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa (3/12/2024).
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.
Untuk itu, Menteri Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.
“Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya,” kata Menteri Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan pertanian modern membutuhkan SDM dan memasifkan penggunaan alat mesin pertanian.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, menjelaskan jika pihaknya berkomitmen menyiapkan regenerasi petani. Salah satunya melalui kegiatan pengenalan dunia pertanian pada kegiatan kunjungan atau fieldtrip.
Sementara 72 mahasiswa semester 5 Program Studi Rekayasa Pertanian Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati, Institut Teknologi Bandung (ITB) yang berkunjung ke BBPP Lembang, diterima oleh Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi.
Pemimpin rombongan, Ramadhani Eka Putra, menjelaskan jika kunjungan ini adalah bagian dari kuliah lapangan dan menyiapkan mahasiswa untuk mengerjakan tugas akhir merancang sistem pertanian terpadu.
Rombongan yang terbagi 2 kelompok, diajak meninjau lahan praktik Inkubator Agribisnis. Di screen tanaman hias, generasi milenial ini belajar budidaya kaktus dan sukulen mulai dari penyiapan media tanam, perbanyakan anakan dan proses pemeliharaan dan pengendalian hama penyakit.
Rombongan juga diajak ke lahan praktik lainnya, yaitu zona rumah pangan dengan koleksi tanaman buah dalam pot, sayuran dalam polybag, sayuran lapang dan padi varietas inpara yang dibudidayakan terapung di atas kolam.
BBPP Lembang juga memperkenalkan zona lainnya, yaitu budidaya bawang daun memanfaatkan teknologi internet of things (IOT) untuk proses penyiraman otomatis yang bisa diremote dari handphone petugas lahan praktik.
Zona berikutnya adalah screen house aeroponik kentang varietas Granola L. yang usianya mencapai 87 hari dan siap untuk dipanen. Namun, untuk proses selanjutnya pengeringan selama 1 minggu, dan penyimpanan di gudang selama 3 bulan. Setelah itu bibit kentang dipasarkan kepada para penangkar benih kentang.
Kunjungan berakhir di screen house melon yang dibudidayakan dengan hidroponik sistem irigasi tetes.
Beberapa buah melon yang tersisa setelah dipanen beberapa waktu sebelumnya, setelah diuji coba rasa dan sangat manis, menarik minat mahasiswa dan mahasiswi untuk diskusi dengan petugas lahan praktik tentang cara budidayanya.
Karen, salah seorang mahasiswi mengaku mendapatkan insight dan pelajaran baru tentang praktik pertanaman dan inovasi yang diterapkan dan belum dipelajari secara langsung di perkuliahan.
“Tadi kami melihat koleksi tanaman hias, ada padi sistem terapung, budidaya tanaman dengan smart farming, dan hidroponik sitem aeroponik, DFT, dan irigasi tetes,” ujarnya. CHE