UPT BPPSDMP Wakili Kementan Sukseskan Konfrensi Organik APO di Srilanka

Malang – Pada 9-10 Desember 2024 lalu, Asian Productivity Organization (APO) menyelenggarakan Conference on Organic Agriculture for Biodiversity and Sustainable Development, di Colombo, Srilanka. Konfrensi diikuti oleh 97 orang peserta dari 15 negara anggota APO, dari target sebanyak 100 orang peserta 20 negara anggota APO.

Delegasi Indonesia diwakili oleh Widayiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, UPT dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan). Pada kesempatan itu, Saptini Mukti Rahajeng, selaku delegasi yang mewakili Indonesia menyampaikan tentang perkembangan praktik pertanian organik di Indonesia serta bagaimana mengupayakan keterlibatan generasi muda dalam kegiatan bisnis pertanian.

Saat ini komunitas negara maju dan berkembang di kawasan ASIA, sedang mengupayakan praktik industry ramah lingkungan, termasuk di sektor pangan dan pertanian. Praktik produksi hijau (Green Productivity) menjanjikan keberlanjutan produksi dan lingkungan yang sehat. Keberlanjutan adalah kata kunci strategis menghadapi tantangan-tantangan global lintas sektor. Tidak hanya tantangan perubahan iklim, tapi juga ketidakpastian kondisi ekonomi dan geopolitik negara-negara besar yang berperan sebagai produsen bahan pokok dan pendukung produksi.

Praktik pertanian organik di Jepang didukung oleh teknologi maju yang memang menjadi keunggulannya. Teknologi-teknologi yang dikembangkan juga dalam rangka mengatasi tantangan semakin berkurangnya jumlah tenaga kerja potensial di sana. Jepang sedang menghadapi krisis regenerasi mengingat semakin berkurangnya jumlah penduduk usia produktif dan lebih banyak penduduk usia senja. Sementara itu, praktik pertanian organik di Srilanka dan sebagian negara peserta lainnya terkendala regulasi yang kurang mendukung untuk berkembang masif.

Indonesia sendiri yang termasyur sebagai negara agraris tidak hanya di Kawasan Asia, saat ini sedang berbenah dalam implementasi pembangunan sektor pangan dan pertanian. Kolaborasi ditingkatkan sebagai upaya percepatan perncapaian swasembada pangan dan regenerasi petani. Pertanian organik atau ramah lingkungan dilibatkan dalam industri penyediaan pangan ini dengan mengurangi penggunaan bahan input kimia sintetik dan memberdayakan bahan input organik, serta memberdayakan petani dengan kompetensi pengolahan bahan organik sebagai sumber pupuk dan pestisida.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa pemerintah terus mereformasi pertanian tradisional ke pertanian modern yang lebih efisien serta mampu menekan biaya hingga 50 persen.

“Teknologi dan mekanisasi yang presisi adalah poin yang juga kami sampaikan untuk meningkatkan produktivitas dan indeks pertanaman padi di lahan rawa,” katanya.

Indonesia, kata Mentan telah melakukan upaya dalam mengelola sektor pertanian yang lebih maju. Salah satu fokus utamanya adalah memperkuat program ketahanan pangan untuk komoditas beras, jagung, dan kedelai melalui penyediaan input yang berkualitas kepada petani. Disisi lain, Mentan menyampaikan bahwa Indonesia juga terus mengembangkan sistem pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Idha Widi Arsanti, menuturkan bahwa petani dan penyuluh pertanian adalah faktor utama dalam peningkatan produksi padi nasional.

Saat ini semua lini didorong mendukung produksi pangan masif di Kawasan Sentra Produksi Pangan (KSPP) yang telah ditetapkan, seperti Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Papua. Kolaborasi kesiapan saluran irigasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum, ketersediaan tenaga kerja muda potensial dengan melibatkan Kementerian Transmigrasi, hingga pihak TNI untuk pendampingan pelaksanaan di lapangan. Tidak hanya itu, kolaborasi dengan Kepolisian juga dijalin untuk program penyediaan pangan bergizi.

Selain upaya-upaya tersebut, saat konferensi juga diperkenalkan tentang peran Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) sebagai lembaga pengembangan SDM pertanian swadaya milik petani, yang merupakan mitra potensial pemerintah dalam menjalankan dan percepatan mencapai tujuan pembangunan.

Apresiasi disampaikan oleh penyelenggara dan peserta yang hadir, atas upaya Pemerintah RI saat ini mendorong Indonesia lepas dari krisis pangan dengan memberdayakan potensi SDM dan SDA secara maksimal.

“Apa yang dilakukan pemerintah Indonesia sangat menginspirasi, dan mudah-mudahan dapat ditiru oleh negara lain di ASIA, sehingga kita dapat bersama-sama bangkit dari krisis melalui praktik produksi yang ramah lingkungan” urai Tad Manabe, Program Manager dari sekretariat APO di Jepang. Saptini Mukti Rahajeng/Yeniarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *