MALANG – Upaya penggunaan teknologi modern di bidang pertanian, pada dasarnya adalah untuk menarik minat generasi muda (gen Z) di dunia pertanian. Jika kita berhasil menumbuhkan petani-petani milenial, maka kita bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia di masa depan.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai Unit Pelaksana Teknis dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, adalah salah satu dari 2 penerima hibah Smart Green House (SGH) dari Korea Selatan. Saat ini BBPP Ketindan memiliki 11 unit SGH dan direncanakan akan dihibahkan pada bulan Juni Tahun 2025 untuk diserahterimakan.
Keberadaan SGH bisa menjadi contoh atau benchmark penerapan smart farming dan terutama menjadi sarana peningkatan kompetensi petugas dan petani, khususnya petani milenial.
Rabu (12/2/2025) BBPP Ketindan menerima kunjungan dari petani milenial yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) milenial “Mandala Farm” dari Kabupaten Sumenep mengenai pertanian modern terutama budidaya melon dan tomat dalam Smart Green House (SGH).
Kunjungan dari Poktan Mandala Farm yang beranggotakan petani milenial dengan komoditas padi, jagung dan hortikultura bertujuan untuk lebih mengembangkan usahanya dengan pertanian modern berbasis teknologi.
Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan akan terus berupaya meregenerasi sektor pertanian dengan memfokuskan program-program pada generasi muda.
Untuk itu, Mentan Amran mengajak anak muda Indonesia untuk aktif terlibat pada sektor pertanian sebagai pilar keberlanjutan pangan nasional.
“Keterlibatan petani muda dalam pembangunan sektor pertanian Indonesia menjadi faktor keberlanjutan pangan nasional. Petani muda harus menjadi contoh bagi petani lainnya,” kata Mentan Amran.
Terpisah, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengatakan akan mendukung penuh upaya regenerasi petani. Selain itu, BPPSDMP juga membuka akses pelatihan dan pendampingan untuk petani milenial.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala BBPP Ketindan, mengatakan bahwa sebagai petani muda harus kreatif dan cerdas serta memahami teknologi tepat guna, petani sekarang tidak harus berkotor-kotor tapi dengan menggunakan alsintan yang canggih sehingga efisien serta dapat meningkatkan produktivitas.
Ketua Poktan Mandala Farm, Achmad Rodi juga menuturkan bahwa petani milenial di Kabupaten Sumenep sekarang masih bertani secara konvensional baik petani tanaman pangan maupun hortikultura.
“Kami studi banding ke BBPP Ketindan ini, karena ingin meningkatkan kompetensi petani-petani dalam pertanian modern terutama bertani dengan teknologi tinggi seperti di Smart Green House, “ jelas Rodi.
Kegiatan studi banding dari Poktan Mandala Farm diawali dengan penyampaian materi tentang pertanian modern dan teknik budidaya melon dan tomat dalam SGH yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Ketindan Saeroji. Materi yang ditekankan lebih mendalam adalah sistem fertigasi (pemberian nutrisi) dengan metode NFT. Dan diakhiri dengan kunjungan ke SGH dari Korea Selatan serta Low Cost. Agus Wahana*