Percepatan Tanam Jadi Prioritas, UPT Pelatihan Kementan Tingkatkan LTT Provinsi Kalimantan Barat

KUBU RAYA – Sebagai bagian dari strategi nasional untuk mencapai swasembada pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong peningkatan Luas Tambah Tanam (LTT) diberbagai daerah.

Dalam upaya tersebut, Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementan, turut berperan aktif dalam percepatan tanam di Provinsi Kalimantan Barat. Komitmen ini ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Potensi LTT yang digelar di Aula Kepong Bakol, Kabupaten Kubu Raya, pada Rabu (7/5/2025).

Rapat dihadiri oleh Tenaga Ahli Menteri Pertanian, I Gusti Made Subiksa, bersama jajaran Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Kubu Raya, Kepala BBPP Batu, perwakilan BRMP Kalimantan Barat, koordinator penyuluh dari 9 kecamatan, serta para penyuluh pertanian lapangan.

Dalam arahannya, I Gusti Made Subiksa menekankan pentingnya percepatan tanam sebagai langkah strategis untuk mengejar target Indeks Pertanaman (IP) dan memperkuat ketahanan pangan nasional. Berdasarkan data Siscrop 1–15 April 2025, sejumlah kecamatan di Kubu Raya masih memiliki lahan sawah yang belum dimanfaatkan secara optimal.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa gerakan tanam ini merupakan inisiatif penting untuk mendongkrak LTT, yang pada gilirannya akan memacu peningkatan produksi pertanian.

“Peningkatan LTT merupakan salah satu kunci untuk mencapai target produksi padi nasional dan mewujudkan swasembada pangan nasional,” tegas Menteri Pertanian.

Beberapa wilayah prioritas yang disorot antara lain Kecamatan Sungai Kakap, yang memiliki potensi tinggi berkat lahan pasang surut dan akses sumber air yang memadai. Selain itu, Kecamatan Rasau Jaya, Sungai Ambawang, Kuala Mandor B, dan Teluk Pakedai juga memiliki peluang besar dengan dukungan intervensi teknis serta percepatan distribusi sarana produksi pertanian (saprotan).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa keberhasilan program LTT sangat ditentukan oleh kemampuan daerah dalam memaksimalkan potensi lahannya.

“Dibutuhkan koordinasi yang solid dan pelaporan yang akurat. Penyuluh dan mantri tani menjadi ujung tombak di lapangan. Mereka harus memastikan percepatan tanam berjalan dengan baik, termasuk mendorong petani untuk meningkatkan Indeks Pertanaman,” kata Kabadan Santi.

Kepala BBPP Batu, Roby Darmawan, selaku Penanggung Jawab Lapangan LTT Provinsi Kalimantan Barat, turut memberikan arahan teknis dan motivasi kepada seluruh penyuluh dan pemangku kepentingan di lapangan.

“Kubu Raya harus segera melakukan percepatan tanam, baik di lahan reguler maupun lahan oplah. Jika tanam dilakukan pada bulan Mei, maka panen bisa terjadi pada Agustus dan dimungkinkan satu kali tanam lagi pada September. Ini penting untuk mencapai tiga kali tanam dalam setahun. Penyuluh harus aktif mendorong petani untuk segera tanam dengan koordinasi bersama Dinas, Babinsa, dan aparat desa. Koordinator penyuluh memiliki peran strategis dalam mendorong produksi padi agar terus meningkat,” tegasnya.

Rapat ini menyimpulkan bahwa Kalimantan Barat masih memiliki potensi besar dalam peningkatan LTT. Optimalisasi bantuan APBN untuk irigasi, pemanfaatan data Siscrop sebagai dasar intervensi teknis, serta koordinasi lintas sektor merupakan strategi utama untuk mendukung swasembada pangan nasional. PARARTO/SAI/BBPPBATU

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *