MALANG – Kementerian Pertanian melalui Plt. Direktur Jenderal Lahan dan Irigasi, Hermanto, mendampingi kunjungan spesifik Komisi IV DPR RI ke Kabupaten Malang dalam rangka meninjau pelaksanaan Program UPLAND, Senin (21/07/2025).
Kunjungan kerja ini dipimpin oleh Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Adi Wiryatama, bersama enam anggota lainnya.
Dalam kunjungan tersebut, rombongan didampingi oleh Wakil Bupati Malang, Deputi Bappenas, Direktur Irigasi Pertanian, Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Direktur Pestisida, jajaran Pemda Malang, serta perwakilan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu yang hadir diwakili Kepala Bagian Umum.
Kegiatan yang dipusatkan di Desa Pujon Kidul ini merupakan bagian dari pemantauan langsung implementasi Program UPLAND, proyek kerja sama Pemerintah Indonesia dengan Islamic Development Bank (IsDB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD), yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani di kawasan dataran tinggi.
“Program ini telah berjalan sejak 2021 dan difokuskan pada pengembangan komoditas unggulan, salah satunya bawang merah varietas Batu Ijo di Kabupaten Malang,” kata Hermanto dalam sambutannya.
Menurut Hermanto, sebelum Program UPLAND berjalan, produktivitas bawang merah di wilayah tersebut hanya sekitar 5 ton per hektar. Kini, melalui dukungan infrastruktur dan pendampingan teknis, hasil panen meningkat dua kali lipat menjadi 10 hingga 12 ton per hektare. Dukungan tersebut mencakup pembangunan jaringan irigasi, jalan usaha tani, embung, pipanisasi, gudang, lantai jemur, hingga penyediaan alsintan dan input produksi.
Lebih lanjut, Hermanto menekankan pentingnya mempersiapkan strategi keberlanjutan (exit strategy), mengingat proyek akan berakhir pada 2026.
“Program ini harus berlanjut melalui penguatan kelembagaan petani, pemeliharaan aset, dan kolaborasi multipihak, termasuk pemerintah daerah dan sektor swasta,” ujarnya.
Program UPLAND di Kabupaten Malang mencakup lima desa, yakni Pujon Kidul, Ngabab, Purworejo, Tawangsari, dan Banjarejo. Lima desa ini membawahi 3 gabungan kelompok tani (Gapoktan), 13 kelompok tani, serta 2 Kelompok Wanita Tani (KWT) dengan total anggota mencapai 1.122 orang.
Ketua rombongan Komisi IV DPR RI, I Nyoman Adi Wiryatama, menyampaikan apresiasi atas kemajuan yang dicapai. Ia menegaskan komitmen Komisi IV untuk terus mendukung penganggaran program pertanian yang berdampak langsung kepada petani.
“Kami siap menerima masukan untuk perencanaan anggaran ke depan,” katanya.
Namun, dalam dialog bersama petani dan kelompok wanita tani, masih ditemukan sejumlah tantangan, khususnya pada aspek pemasaran dan keterbatasan alokasi pupuk.
Wakil Bupati Malang dalam sambutannya menyebutkan bahwa proyek UPLAND telah memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan petani.
“Rata-rata produksi bawang merah saat ini mencapai 10–12 ton per hektare, dengan nilai pendapatan petani berkisar Rp230 hingga Rp276 juta per hektare,” ungkapnya.
Hingga pertengahan 2025, pelaksanaan program telah terealisasi sebesar 68% atau senilai Rp39,76 miliar dari total anggaran Rp57,18 miliar melalui skema reimburse.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dalam pernyataannya menegaskan bahwa produksi nasional bawang merah masih mencukupi kebutuhan domestik.
“Kita tidak perlu impor. Produksi dalam negeri cukup karena kini petani mampu menanam tanpa mengenal musim,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengajak seluruh insan pertanian untuk bersinergi dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas pangan nasional.
“Mari kita bergerak bersama untuk kedaulatan pangan Indonesia,” ujarnya.
Kehadiran BBPP Batu dalam kegiatan ini turut memperkuat sinergi antar lembaga dalam mendukung pengembangan pertanian yang berkelanjutan, khususnya di wilayah dataran tinggi yang menjadi fokus Program UPLAND. Rahman/BBPPBATU