MALANG – Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bersama Tim Expert Korea Selatan telah melahirkan alumni-alumni di dunia pertanian modern melalui long term training sejak tahun 2023 sampai 2025 tahap I.
Long Term Training K-Smart Farm merupakan kerjasama BPPSDMP melalui BBPP Ketindan dengan The Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture, Forestry and Fisheries (EPIS). Kegiatan telah memberikan kesempatan bagi para peserta untuk meningkatkan kompetensinya melalui belajar sambil bekerja dalam waktu yang relatif lama yakni 3 (tiga) bulan. Long term training telah diikuti oleh 71 orang, dengan rincian 19 petani muda dan 52 mahasiswa dan siswa prakerin jurusan pertanian 52 orang.
Pada 28 – 31 Agustus 2025 dilakukan evaluasi dampak pasca long term training yang bertujuan untuk mengukur efektifitas penyelenggaraan pelatihan. Salah satu alumni tersebut adalah Derra Rischa Wigianto, petani milenial (27 tahun) asal Probolinggo, Jawa Timur.
Sejak tahun 2022 ia telah mendirikan D’Farmer pertanian hidroponik dan adiwiyata yang memanfaatkan bahan bekas untuk diintegrasikan dalam pertanian hidroponik, seperti gelas mineral bekas dan kayu-kayu bekas bangunan yang tidak terpakai.
Pengalaman yang Derra dapatkan selama mengikuti long term training semakin menambah wawasannya tentang pengelolaan pertanian modern. Selain itu motivasi dari Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, saat berkunjung ke BBPP Ketindan, memacu semangatnya untuk mengembangkan pertanian low cost smart farming.
Kini Derra telah berhasil mengadopsi K-Smart farming dengan mengembangkan pertanian modern menggunakan beberapa sistem seperti Nutrient Film Technique (NFT), irigasi kapiler, Machida, dan sumbu wick.
“Yang saat ini telah menghasilkan berbagai sayuran seperti pokcoy, selada, tomat, seledri, cabai, dan buah melon,” kata Derra.
Ia juga menambahkan, bahwa selain berbudidaya, hasil sayurannya bisa menjadi nilai tambah olahan sayur seperti keripik sayur, dan jus sayur, serta isian burger dan kebab di kedainya.
“Selain berbudidaya dan menjadikan nilai tambah untuk hasil panen, saya juga bisa membuat AB Mix dan pestisida nabati sendiri untuk kebutuhan budidaya saya sendiri, dan untuk saya jual kepada masyarakat sekitar,” terang Derra.
Dalam beberapa kegiatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, mengatakan menggabungkan teknologi smart farming dalam pertanian adalah langkah maju menuju pertanian yang lebih efisien dan berdaya saing.
Hal senada disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti.
“Pertanian harus didukung kalangan milenial. Pemerintah berupaya melakukan regenerasi petani yang dapat berdampak bagi sosial ekonomi masyarakat,” kata Santi.
Kini, Derra telah berhasil dalam menumbuhkan ilmu pertanian di kalangan pelajar baik yang datang secara langsung ke D’Farmer maupun sekolah-sekolah yang mengundangnya. Disamping itu banyak kalangan dari instansi pemerintah yang akan purna tugas juga menimba ilmu pertanian hidroponik di tempatnya.
“Saya berusaha mengajak masyarakat untuk meningkatkan ketahanan pangan yang bisa dimulai dari lingkungan keluarga walau lahan terbatas. Dan kedepan saya akan membuat Pusat Pelatihan Pertanian Perdesaan Swadaya (P4S) sebagai wahana edukasi atau tempat belajar bagi masyarakat yang lebih luas lagi,” pungkas Derra. Yeniarta/Diana Triswaningsih