LEMBANG – Dua mahasiswa Universitas Winaya Mukti akhirnya menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) selama satu bulan, 4 Agustus 2025 – 4 September 2025, di BBPP Lembang UPT di Kementerian Pertanian. Keduanya juga menggelar Seminar Hasil PKL yang menampilkan inovasi menjanjikan di sektor pertanian.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, berpesan bahwa generasi muda sangat dinanti perannya dalam pertanian.
“Dengan karakter yang kuat, jujur, disiplin, dan pekerja keras, pemuda Indonesia bisa menjadi ujung tombak mewujudkan swasembada pangan dan mengantarkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” kata Menteri Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyampaikan jika regenerasi petani harus dilakukan.
Sebab, petani-petani yang ada saat ini sudah semakin berumur. Menurutnya, BPPSDMP berkomitmen untuk melakukan regenerasi petani.
“Sedangkan kebutuhan pangan tidak semakin sedikit. Itulah pentingnya mendorong regenerasi petani, yang tentunya akan menyokong ketahanan pangan,” terang Santi.
Mewujudkan hal tersebut, Unit Pelaksana Teknis lingkup BPPSDMP seperti Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang membuka kesempatan lebar bagi mahasiswa atau siswa sekolah kejuruan yang ingin meningkatkan kemampuan mereka. Hal ini dapat dilakukan melalui PKL dan Magang.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan pendidikan mahasiswa PKL dilakukan sebagai komitmen UPT BPPSDMP dalam mengembangkan sumber daya manusia bidang pertanian yang siap berkontribusi dibidang pertanian.
“Kami menerima stakeholder di bidang pertanian baik itu petani, penyuluh pertanian, petugas, siswa, mahasiswa, dan lainnya untuk belajar ilmu pertanian di sini,” terang Ajat.
Dua mahasiswa Universitas Winaya Mukti melakukan PKL di bawah bimbingan widyaiswara pendamping. Para mahasiswa diberikan kesempatan untuk menjalankan suatu proyek sesuai peminatan mereka.
Pertama, Teisya Haga Pratama mengolah pupuk organik cair (POC) berbahan dasar urine sapi yang diperkaya dengan mikroorganisme lokal (MOL) dari bonggol pisang.
Risetnya membuktikan bahwa metode ini efektif dan dapat menjadi solusi ekonomis bagi peternak dalam mengelola limbah dan petani untuk memperoleh pupuk terjangkau.
Teisya Haga Pratama mengatakan program magang sangat membantu.
“Karena kami diajarkan bagaimana menghadapi dunia kerja. Kami juga terbantu dalam membangun relasi yang penting untuk karier ke depannya, terutama dalam menambah pengalaman kerja,” ujarnya.
Sementara itu, Krisna Wibawa memaparkan risetnya tentang pembuatan bokashi. Ia mendemonstrasikan bahwa isi rumen sapi, yang biasanya dibuang, dapat diolah menjadi pupuk padat berkualitas tinggi dengan memanfaatkan MOL dari rumen itu sendiri.
Metode ini tidak hanya efisien tetapi juga mendukung pengelolaan limbah peternakan secara berkelanjutan.
Secara keseluruhan, seminar ini menegaskan kembali dedikasi para mahasiswa Universitas Winaya Mukti dalam menciptakan solusi praktis dan ramah lingkungan untuk menjawab tantangan pertanian di masa depan.
Krisna Wibawa menambahkan bahwa telah mendapatkan relasi yang baik, baik dari instruktur, pembimbing, maupun sesama mahasiswa magang. Selain itu, kami juga menambah ilmu dan pengalaman, khususnya dalam bidang kompos. BBPP LEMBANG