Evaluasi Program OPLAH, Kabupaten Jombang Jadi Fokus Penguatan Ketahanan Pangan

JOMBANG – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan bahwa program Optimalisasi Lahan (OPLAH) merupakan salah satu strategi utama pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.

“Saya minta jajaran Kementerian Pertanian untuk bekerja keras mengawal jalannya program optimasi lahan atau OPLAH,” tegas Mentan Amran.

Ia juga menekankan bahwa semangat merah putih harus terus dikobarkan untuk memastikan program OPLAH benar-benar memberikan dampak nyata bagi petani dan peningkatan produksi padi nasional.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyoroti pentingnya akurasi data dan penguatan peran penyuluh dalam mendukung program ini.

“Keakuratan data adalah pondasi program. Penyuluh yang giat akan mampu menyajikan laporan valid, tepat waktu, dan bermanfaat bagi petani maupun pemerintah,” ungkapnya.

BPPSDMP juga memperkuat kapasitas SDM pertanian melalui pelatihan, pendampingan teknis, serta pemanfaatan aplikasi e-Monev Brigade Pangan untuk memastikan transparansi dan kecepatan pelaporan.

Sebagai bagian dari upaya evaluasi, Dinas Pertanian Kabupaten Jombang diharapkan menyampaikan perkembangan program melalui link pelaporan OPLAH. Laporan ini memuat informasi terkait Survei Investigasi Desain (SID), kontrak konstruksi, realisasi anggaran, serta dampak program terhadap peningkatan luas tambah tanam padi di lahan yang telah dilakukan SID. Sistem pelaporan digital ini dirancang untuk memudahkan pemantauan progres sekaligus menjaga transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan OPLAH di daerah. Selanjutnya, pelaporan tersebut akan dipantau secara langsung oleh BBPP Ketindan selaku penanggung jawab kegiatan LTT dan OPLAH di Kabupaten Jombang.

Tim dari Direktorat Jenderal Lahan dan Irigasi Pertanian didampingi oleh Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai PJ Luas Tambah Tanam (LTT) di Kabupaten melaksanakan kunjungan lapangan pertama dilakukan di lokasi Program Irigasi Perpompaan (IRPOM) tahun 2024 di Poktan Glagahan, Desa Glagahan, Kecamatan Perak, Rabu (25/9). Di lokasi ini dibangun pompa submersible senilai Rp.112.800.000.

Hasil wawancara dengan petani menunjukkan bahwa pompa berdiameter 4 inch mampu mengairi 10 hektare lahan saat musim kemarau, sehingga petani bisa menanam padi hingga tiga kali dalam setahun. Selain itu, biaya operasional lebih murah karena menggunakan listrik, yakni sekitar Rp10.000 per jam, dibandingkan pompa berbahan bakar solar.

Lokasi kunjungan kedua adalah Program OPLAH tahun 2025 di Gapoktan Sembung, Desa Sembung, Kecamatan Perak. Di lokasi ini, pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.101.200.000 untuk pembangunan tandon dan penyediaan pompa air submersible. Walaupun tandon air masih dalam tahap pembangunan, pompa sudah mulai dimanfaatkan oleh petani dan terbukti mampu meningkatkan Indeks Pertanaman (IP). Menurut keterangan petani setempat, dukungan pompa ini telah memungkinkan mereka melakukan penanaman padi hingga tiga kali dalam setahun, sehingga memberikan dampak nyata terhadap produktivitas lahan di wilayah tersebut.

Dalam keteranganya, Kepala BBPP Ketindan sekaligus Plt. Sekretaris Badan PPSDMP, Nurul Qomariyah, mengatakan, melalui kegiatan monitoring dan evaluasi ini, Kementerian Pertanian bersama BPPSDMP menegaskan komitmennya untuk terus mendorong keberlanjutan program OPLAH, memperkuat peran penyuluh, serta memastikan setiap program benar-benar memberi manfaat nyata bagi petani dan ketahanan pangan nasional. Nurhadi*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *