Regenerasi Petani, P4S Djoyo Tani Bojonegoro Siap Lakukan Resonansi

BOJONEGORO – Regenerasi petani muda di Provinsi Jawa Timur terus digiatkan. Salah satu pemuda tani yang sukses mengembangkan pertanian modern adalah Fatkul Ilma melalui Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Djoyo Tani yang dikelolanya. Berbagai kegiatan di P4S Djoyo Tani mampu menarik banyak minat gerenasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

Pada Kamis (25/9) ia menerima kunjungan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno yang didampingi oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Zaenal Fanani, beserta jajarannya.

Kunjungan ini membahas program strategis di bidang pertanian, terutama peran petani milenial dalam menggerakkan sektor pertanian di masa depan. Fatkul Ilma merupakan petani muda yang sukses dalam penerapan pertanian modern berbasis teknologi, khususnya penggunaan Internet of Things (IoT) dan Artificial Intelligence (AI). Pengalamannya selama menjadi peserta Long Term K-Smart Farm di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan semakin menambah pengalaman dan pengetahuannya di bidang pertanian cerdas.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, Heru Suseno, mengatakan, bahwa petani milenial adalah kunci dalam menjawab tantangan regenerasi petani.

“Mereka punya energi, kreativitas, dan akses pada teknologi. Jika diarahkan dengan benar, petani milenial bisa menjadi penggerak utama pertanian modern,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro, Zaenal Fanani, menambahkan bahwa pertanian modern tidak hanya berbicara soal hasil panen, tetapi juga efisiensi biaya dan waktu.

“Teknologi akan membantu petani mengurangi risiko dan meningkatkan keuntungan. P4S seperti Djoyo Tani bisa menjadi laboratorium lapangan untuk memperkenalkan teknologi ini kepada masyaraka luas terutama kepada generasi muda,” tegasnya.

Selain itu, melalui pertemuan ini membahas perencanaan pembangunan greenhouse dengan biaya rendah (low cost). Dengan harapan melalui fasilitasi dapat menjadi sarana edukasi sekaligus role model usaha tani yang terjangkau, sehingga bisa diaplikasikan oleh petani kecil maupun pemula.

Fathul Ilma selaku penanggung jawab P4S Djoyo Tani menyambut positif rencana ini, apalagi ia ahli di bidang pembuatan smart greenhouse. Menurutnya, inovasi pertanian berbasis teknologi harus terus diperkenalkan agar generasi muda tertarik terjun ke sektor pertanian.

Tak kalah penting, prospek pertanian ke depan ditengah perubahan iklim dan disrupsi teknologi, kolaborasi antara pemerintah, penyuluh, P4S, dan petani milenial diyakini mampu menjadi jalan keluar untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus meningkatkan daya saing pertanian Indonesia.

Hal ini tentu sejalan dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman yang menyampaikan bahwa transformasi pertanian berbasis teknologi menjadi salah satu prioritas utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional.

“Teknologi ini kita kembangkan ke depan agar milenial tertarik untuk menjadi petani,” kata Amran.

Selaras dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengungkapkan, bahwa dengan penerapan teknologi cerdas dalam pertanian, diharapkan para petani dapat mengoptimalkan hasil panen, mengurangi kerugian akibat faktor cuaca serta memanfaatkan sumberdaya alam secara lebih efisien. Sudah saatnya petani Indonesia maju di bidang pertanian melalui adopsi teknologi smart farming, ungkapnya.

Kunjungan ke P4S Djoyo Tani diakhiri dengan kesepahaman untuk memperkuat sinergi antara Dinas Pertanian dan P4S Djoyo Tani. Sinergi tersebut diharapkan dapat mempercepat transformasi pertanian di Bojonegoro menuju arah yang lebih modern, efisien, dan berkelanjutan. Fatkul Ilma/Asep Koswara*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *