SITUBONDO – Dalam upaya meningkatkan kapasitas petani tembakau menuju pengelolaan hasil pertanian yang lebih berkualitas dan berdaya saing, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Situbondo bekerjasama dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan Pelatihan Pascapanen Tembakau, yang dilaksanakan pada 8–9 Oktober 2025. Kegiatan ini berlangsung di Desa Bloro dan Desa Sumberejo, Kecamatan Besuki, serta Desa Lubawang, Kecamatan Banyuglugur.
Kegiatan pelatihan resmi dibuka oleh Sekretaris Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Situbondo, Bapak Imam Macbub Anshori. Dalam arahannya, beliau menyampaikan bahwa Bupati Situbondo berkomitmen untuk mendirikan Pasar Tembakau Situbondo sebagai pusat jual beli tembakau.
Keberadaan pasar tersebut diharapkan menjadi wadah strategis untuk memperkenalkan kekhasan dan keunggulan tembakau Situbondo di tingkat nasional maupun internasional, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani melalui akses langsung terhadap pasar yang lebih luas.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa pelatihan teknis lapang merupakan bagian penting dari program peningkatan kompetensi petani yang sedang digalakkan oleh Kementerian Pertanian.
“Pemerintah terus berupaya memperkuat pendampingan teknis agar petani dapat mengelola hasil panen sesuai standar mutu industri,”kata Mentan Amran.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa keberhasilan pertanian tidak hanya ditentukan oleh faktor produksi, tetapi juga oleh kemampuan SDM dalam mengadopsi inovasi dan teknologi tepat guna.
“Dengan pelatihan, diharapkan para petani dapat lebih terampil dan profesional dalam pengelolaan hasil pertanian,”tegas Santi.
Pelatihan yang diikuti oleh + 60 orang petani dari empat kelompok tani tembakau di wilayah Besuki dan Banyuglugur ini meliputi pembelajaran teori dan praktik lapang. Materi on-farm mencakup pemilihan varietas unggul, persiapan lahan dengan pengaturan pH yang tepat, penggunaan pupuk organik dan agen hayati, serta pemupukan berimbang.
Peserta berdiskusi tentang topping, wiwil, dan panen pada waktu yang tepat untuk menjaga mutu daun. Sedangkan pada tahap off-farm, peserta mempelajari teknik pengolahan tembakau sesuai karakter varietas. Varietas Na oogst dan Voor oogst menjadi contoh utama yang diolah dengan metode khusus agar karakter aromatik dan fisiknya tetap sesuai dengan standar industri cerutu dan rokok premium.
Narasumber dari BBPP Ketindan, Nunung Nurhadi, menyampaikan bahwa peningkatan kualitas tembakau harus dimulai sejak proses budidaya. Pemilihan varietas yang tepat, pengelolaan lahan yang baik, dan penerapan pemupukan berimbang akan berpengaruh langsung terhadap mutu daun yang dihasilkan.
Ia juga menegaskan pentingnya kesesuaian metode pengolahan pascapanen dengan jenis varietas agar cita rasa dan karakter khas tembakau Situbondo tetap terjaga.
Melalui kegiatan ini, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Kabupaten Situbondo berharap pelatihan pascapanen dapat menjadi langkah nyata dalam mewujudkan semangat “Situbondo Naik Kelas”. Dengan peningkatan kapasitas dan keterampilan petani, diharapkan tembakau Situbondo semakin dikenal luas dan menjadi komoditas unggulan daerah yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional. Nurhadi*