Petani Blitar Lakukan Studi Kaji Ketahanan Pangan dan Adaptasi Perubahan Iklim

MALANG – Sebanyak 60 petani dari Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar mengikuti kegiatan Studi Kaji Ketahanan Pangan dan Adaptasi Perubahan Iklim yang dilaksanakan Rabu (19/11/2025) di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan.

Kegiatan ini mengangkat materi mengenai budidaya tanaman padi sehat serta teknik pembuatan pestisida organik sebagai langkah strategis untuk mendukung pengendalian hama dan penyakit padi secara ramah lingkungan.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga menegaskan bahwa penguatan kapasitas petani adalah fondasi utama dalam menjaga stabilitas produksi pangan nasional.

“Petani harus dibekali ilmu yang relevan dan aplikatif, terutama dalam menghadapi perubahan iklim yang semakin nyata. Pelatihan seperti ini sangat penting agar petani mampu meningkatkan produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Mentan Amran.

Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, juga menegaskan komitmen BPPSDMP dalam memperkuat kompetensi sumber daya manusia pertanian di seluruh Indonesia. Ia menyampaikan bahwa penguasaan teknologi budidaya sehat, pengendalian hama dan penyakit berbasis organik, dan adaptasi perubahan iklim harus menjadi orientasi utama pendidikan dan pelatihan pertanian.

“Kami terus mendorong UPT pelatihan untuk memastikan materi yang diberikan relevan dengan kebutuhan di lapangan. Petani harus adaptif, inovatif, dan mampu memanfaatkan sumber daya lokal untuk meningkatkan ketahanan pangan wilayah mereka,” tegasnya.

Antusiasme peserta tampak sejak awal kegiatan yang dibuka oleh Astutingsih, selaku Ketua Kelompok Substansi Program dan Evaluasi BBPP Ketindan, mewakili Kepala BBPP Ketindan.

Dalam sambutannya, Astutiningsih menekankan pentingnya peningkatan kapasitas petani dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Ia juga menyampaikan bahwa ketahanan pangan tidak dapat dipisahkan dari upaya petani dalam menerapkan teknologi budidaya yang tepat serta komitmen untuk beralih pada praktik pertanian yang lebih sehat dan berkelanjutan.

Sementara itu, Kepala Desa Plosorejo, Bejananto, menyampaikan apresiasi kepada BBPP Ketindan atas kesempatan yang diberikan kepada petani untuk belajar dan meningkatkan kemampuan di tengah kondisi iklim yang semakin tidak menentu. Ia menegaskan bahwa perubahan iklim telah berdampak pada produktivitas pertanian di wilayahnya, sehingga peningkatan pengetahuan mengenai adaptasi iklim dan teknik pengendalian hama organik sangat relevan bagi para petani Plosorejo.

“Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman mendalam kepada petani tentang cara meningkatkan produktivitas melalui budidaya padi sehat, memperkuat strategi adaptasi terhadap perubahan iklim, dan mendorong penggunaan pestisida organik sebagai alternatif pengendalian hama yang aman, efektif, dan berkelanjutan,”jelas Bejananto.

Setelah sesi pembukaan, kegiatan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh widyaiswara BBPP Ketindan, Dewi Melani dan Lutfi Tri Andriani yang memberikan penjelasan komprehensif tentang prinsip budidaya padi sehat, pengelolaan agroekosistem, dan konsep pengendalian hama terpadu berbasis bahan alami. Para peserta kemudian mengikuti sesi praktik lapangan yang menjadi bagian paling menarik dari kegiatan ini, yaitu praktik pembuatan pestisida nabati Micessla, pembuatan pil KB Tikus berbahan dasar umbi gadung, serta proses pembuatan asap cair yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali hama dan penyakit tanaman.
Keterlibatan aktif para petani dalam praktik tersebut menunjukkan tingginya minat mereka terhadap teknologi-teknologi pertanian berbasis bahan lokal yang mudah diterapkan.

Melalui kegiatan studi kaji ini, diharapkan para petani Plosorejo mampu menerapkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh untuk meningkatkan ketahanan pangan desa serta memperkuat kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim. Praktik-praktik pertanian sehat dan ramah lingkungan yang dipelajari di BBPP Ketindan diharapkan menjadi bekal penting bagi petani untuk mewujudkan pertanian yang lebih produktif, mandiri, dan berkelanjutan. Dewi Melani/Lutfi Tri Andriani*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *