MALANG – Sejumlah tujuh orang petani melon dari Desa Banjarsari, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, melakukan kunjungan dan pembelajaran ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Selasa (18/11).
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani di bidang formulasi pupuk, penanganan hama penyakit seperti Thrips, kutu kebul, cabuk, embun tepung, busuk batang, tanda daun melon yang sehat dan sakit, dan teknologi smart greenhouse (SGH).
BBPP Ketindan sebagai Unit Pelaksana Teknis dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, adalah salah satu dari 2 penerima hibah Smart Green House (SGH) dari Korea Selatan. Saat ini BBPP Ketindan memiliki 11 unit SGH dan telah dihibahkan pada bulan November 2025 untuk diserahterimakan.
Keberadaan SGH bisa menjadi contoh atau benchmark penerapan smart farming dan terutama menjadi sarana peningkatan kompetensi petugas dan petani, khususnya petani milenial.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa transformasi pertanian berbasis teknologi menjadi salah satu prioritas utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Teknologi ini kita kembangkan ke depan agar milenial tertarik untuk menjadi petani,” kata Mentan Amran.
Selaras dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, mengungkapkan, bahwa dengan penerapan teknologi cerdas dalam pertanian, diharapkan para petani dapat mengoptimalkan hasil panen, mengurangi kerugian akibat faktor cuaca serta memanfaatkan sumberdaya alam secara lebih efisien.
“Sudah saatnya petani Indonesia maju di bidang pertanian melalui adopsi teknologi smart farming, “ungkapnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Kepala BBPP Ketindan, yang diwakili oleh Ketua Kelompok Substansu Program dan Evaluasi, Astutiningsih, mengatakan bahwa kegiatan ini sangat penting dan strategis dalam upaya meningkatkan hasil pertanian dan menjaga ketahanan pangan. Karena, seperti diketahui bersama, hama dan penyakit merupakan salah satu ancaman utama bagi produktivitas tanaman. Jika tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani dan masyarakat luas.
“Melalui kegiatan ini, saya berharap semua peserta dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam mengenali, mencegah, serta mengendalikan hama dan penyakit secara efektif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Pendekatan pengendalian hayati, penggunaan pestisida secara bijak, serta penerapan sistem pertanian terpadu perlu kita galakkan bersama,”kata Astutiningsih.
Ia juga mempersilahkan peserta untuk bertanya sebanyak-banyaknya dan bertukar pengalaman mengenai Penanganan hama penyakit (Thrips, Kutu Kebul, cabuk, embun tepung, busuk batan), tanda daun melon yang sehat dan sakit, teknologi SGH. di wilayah masing-masing. Besar harapan kami bahwa sepulangnya dari Balai kami, terjadi peningkatan wawasan Bapak/ibu semua, dan tentunya peningkatan kesejahteraan dibidang pertanian.
Ketua rombongan, Indar Adi Pireno juga menuturkan bahwa petani di Desa Banjarsari sekarang berusaha untuk mengembangkan budidaya melon dengan baik oleh karenanya memilih BBPP Ketindan sebagai tempat untuk belajar.
“Kami berkunjung ke BBPP Ketindan, karena ingin meningkatkan kompetensi petani-petani dalam pertanian modern terutama bertani dengan teknologi modern seperti di smart greenhouse dan penanganan OPT, “ jelas Indar.
Kegiatan kunjungan dari Petani Desa Banjarsari, Kecamatan Selorejo, Kabupaten Blitar dilanjutkan dengan penyampaian materi tentang pertanian modern dan teknik budidaya melon dalam SGH serta penanganan OPT yang disampaikan oleh Widyaiswara BBPP Ketindan Saeroji. Tampak hadir dalam kegiatan Ketua Tim Kerja Sertifikasi Profesi dan Pengelolaan LKPIA, Ketua Tim Kerja Penyelenggaraan Pelatihan, serta Staf Penyelenggaraan Pelatihan. Humas BBPP Ketindan







