LEMBANG – Sebanyak 10 mahasiswa pascasarjana Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon mengunjungi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Unit Pelaksana Teknis (UPT) BPPSDMP Kementerian Pertanian. Melalui kunjungan ini, para akademisi berharap dapat mengembangkan IPTEK di bidang pertanian.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan pentingnya teknologi dalam sektor pertanian.
“Teknologi mampu menjadikan pertanian Indonesia jauh lebih kuat dan tahan terhadap berbagai ancaman,” ujar Amran.
Ia menambahkan bahwa teknologi pertanian haruslah sederhana, mudah diakses, murah, dan pada akhirnya menguntungkan petani.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menekankan komitmen BPPSDMP dalam mengadopsi teknologi.
“Kami terus mendorong UPT pelatihan di bawah BPPSDMP untuk menyelenggarakan pelatihan berbasis teknologi dan kebutuhan masa depan,” kata Santi.
Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, berkomitmen untuk membekali generasi muda agar menjadi wirausaha muda melalui berbagai program peningkatan kompetensi, seperti pelatihan, kunjungan singkat, dan PKL.
Rektor Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon, Achmad Faqih turut serta dalam kunjungan ini, menyatakan siap mendukung program Kementan.
“Kami berusaha sebisa mungkin terus mendukung program strategis Kementerian Pertanian,” terangnya.
Dalam kesempatan itu, Achmad Faqih didampingi oleh Direktur Sekolah Pascasarjana Endang Sutrisno dan Ketua Program Studi Agronomi Dodi Budirokhman.
Kunjungan kali ini utamanya adalah untuk mempelajari kultur jaringan. Teknik kultur jaringan terhitung sulit tanpa pengetahuan yang memadai dan peralatan laboratorium yang sesuai. Selain itu beragam instalasi juga turut dikunjungi dan dipelajari.
Empat diantara mahasiswa pasca sarjana tersebut terlihat lebih antusias dari rekannya yang lain. Setelah pengenalan, mereka memang spesifik memilih kultur jaringan sebagai bahan penelitiannya.
Di lab kultur jaringan, widyaiswara yang mengampu adalah Sani Hanifah. Selain diterangkan mengenai teknik yang tepat, para akademisi ini juga mendapatkan praktik kultur jaringan terutama pada fase inisiasi.
Mereka kemudian mempraktikkan cara membersihkan bakal tanaman atau eksplan dan membersihkan bibit dari virus maupun jamur. Tanaman yang dikembangkan dengan metode kultur jaringan diharapkan memberi hasil yang lebih sehat dan produktif.
Selain mempelajari kultur jaringan, para akademisi ini juga berkesempatan mengunjungi berbagai instalasi di BBPP Lembang. Salah satunya adalah kentang aeroponik.
Kentang aeroponik di BBPP Lembang dikembangkan dari kultur jaringan kemudian ditumbuhkembangkan di dalam screen house yang steril.
Kentang yang dijual pun bukan sebagai tanamam utuh melainkan bibit unggul ke petani. Perbanyakan benih ini dapat memberikan keuntungan baik sebagai penangkar benih maupun petani.
Terakhir, para peserta kunjungan menikmati olahan es krim di Lab Pengolahan Hasil Pertanian BBPP Lembang. Mereka mencoba berbagai variasi rasa yang ada dan melihat potensi dari pengolahan hasil pertanian.
Salah seorang akademisi, Amalia Fajriana, yang tengah mendalami kultur jaringan pada tanaman pisang varietas cavendish, menyampaikan kesannya.
“Kunjungan kali ini sangat membantu karena sejalan dengan tesis saya mengenai kultur jaringan,” tutupnya. BBPP LRMBANG