Pupuk Organik Jadi Solusi, Petani Lumajang Kurangi Ketergantungan Pupuk Kimia

LUMAJANG – Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menggelar pelatihan agribisnis produk alternatif pertanian dengan fokus pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati, Selasa (1/10/2025). Kegiatan ini diikuti 24 petani.

Pelatihan mendapat dukungan penuh dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Lumajang. Tujuannya meningkatkan keterampilan petani memanfaatkan bahan alami sekitar sekaligus mengurangi ketergantungan pupuk kimia dan pestisida sintetis yang kian mahal serta merusak lingkungan jika digunakan berlebihan.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus mendorong pemakaian pupuk organik, sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan dan keberlanjutan lingkungan. Amran menegaskan, pupuk organik penting untuk memulihkan kesuburan tanah yang menurun akibat pupuk kimia.

Hal senada disampaikan Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, yang menekankan peran pupuk organik dalam meningkatkan produktivitas, menjaga kesuburan, serta mendukung pertanian berkelanjutan. Ia menambahkan, SDM pertanian yang kompeten diperlukan agar teknologi ramah lingkungan ini bisa diterapkan dengan baik.

Narasumber pelatihan, Juariah dari BPP Rowokangkung, menjelaskan pupuk organik menjaga kesuburan tanah jangka panjang dan kualitas lahan tetap stabil. Ia juga memperkenalkan pestisida nabati berbahan daun mimba, serai, bawang putih, dan tembakau yang efektif melawan hama tanpa merusak lingkungan.

Usai pemaparan, peserta langsung praktik membuat pupuk organik cair dari kotoran ternak, air cucian beras, dan daun hijau yang difermentasi menjadi nutrisi alami. Demonstrasi pembuatan pestisida nabati juga digelar di halaman BPP.

“Petani harus beralih ke cara yang ramah lingkungan, murah, dan mudah dibuat. Pupuk organik serta pestisida nabati adalah solusi nyata,” ujar Juariah. Ia menambahkan, produk organik juga meningkatkan nilai jual karena lebih diminati konsumen.

Dahlan, salah satu peserta, mengaku terbantu dengan pelatihan ini. “Selama ini kami terbebani harga pupuk mahal. Dengan membuat pupuk sendiri, biaya produksi bisa ditekan sekaligus tanah tetap subur,” katanya.

Peserta lain, Zubaeri, langsung mencoba pestisida nabati pada tanaman cabai di rumah. Ia berharap hasilnya bisa mengurangi serangan hama tanpa harus membeli obat kimia yang sering menimbulkan efek samping. Juariah/Asep Koswara*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *