JEMBER – Dalam rangka mendukung percepatan program strategis Kementerian Pertanian khususnya optimalisasi lahan dan peningkatan produksi padi, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bersama Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember melaksanakan kegiatan sosialisasi dan penumbuhan Brigade Pangan (BP) di Kabupaten Jember pada 16-18 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan implementasi dari kebijakan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman yang menekankan pentingnya peran generasi muda dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional melalui kelembagaan tani modern yang adaptif terhadap teknologi dan berorientasi pada usaha agribisnis.
Kegiatan sosialisasi dibuka oleh Direktur Perlindungan Tanaman Pangan Ditjen Tanaman Pangan selaku PJ Provinsi Jawa Timur, Ardi Praptono, yang menyampaikan bahwa LTT Jawa Timur merupakan salah satu andalan nasional, sementara LTT Kabupaten Jember menjadi kebanggaan provinsi karena kontribusinya yang besar terhadap capaian produksi padi.
Ia menegaskan bahwa bulan Oktober hingga Desember merupakan periode krusial dalam menentukan rapor LTT tahun 2025. Oleh karena itu, pembentukan Brigade Pangan di setiap wilayah harus segera diselesaikan paling lambat akhir Oktober agar dapat mendukung percepatan kegiatan lapangan.
Kepala Bidang Penyuluhan dan SDM, Muhammad Qosim, mewakili Kepala Dinas TPHP Kabupaten Jember, dalam arahannya, menyampaikan bahwa Dinas telah membentuk petunjuk teknis, tim teknis, dan tim pengawas untuk kegiatan konstruksi OPLAH. Mobilisasi alat berat sedang dilakukan secara bertahap untuk mempercepat pelaksanaan konstruksi, dan sebagian kelompok tani masih dalam proses adendum dengan pendampingan konsultan pengawas.
Nunung Nurhadi selaku Liaison Officer (LO) dari BBPP Ketindan untuk Kabupaten Jember, menjelaskan secara komprehensif mengenai konsep dan mekanisme penumbuhan Brigade Pangan. Menurutnya, pembentukan BP bertujuan untuk mendorong regenerasi petani muda, mempercepat pengelolaan lahan OPLAH, meningkatkan indeks pertanaman dan produktivitas, serta menumbuhkan kelembagaan ekonomi petani berbasis agribisnis modern. Setiap BP akan beranggotakan sekitar 15 orang petani muda dengan konsolidasi lahan seluas ±200 hektar yang difokuskan pada kegiatan budidaya padi dan usaha usaha pendukungnya.
Ia menekankan bahwa BP tidak hanya menjadi kelompok tani biasa, tetapi berkembang menjadi lembaga ekonomi yang mandiri dan profesional, dilengkapi dengan sistem manajemen usaha, pencatatan keuangan, hingga kegiatan hilirisasi hasil pertanian.
Kegiatan sosialisasi di tingkat kabupaten kemudian dilanjutkan dengan penumbuhan BP di beberapa kecamatan, yaitu Kecamatan Rambipuji, Bangsalsari, Gumukmas, Kencong, dan Puger. Setiap pertemuan di tingkat kecamatan dihadiri oleh koordinator penyuluh pertanian, penyuluh lapang, Babinsa, perangkat desa, serta perwakilan kelompok tani setempat. Dalam forum tersebut, peserta mendapatkan penjelasan rinci mengenai tahapan pembentukan BP, kriteria calon anggota, serta sistem pendampingan yang melibatkan penyuluh pertanian, Babinsa, dan perangkat desa.
Dalam berbagai kesempatan, Mentan Amran menegaskan bahwa Brigade Pangan adalah garda terdepan yang akan menggerakkan sistem pertanian nasional secara modern, efisien, dan produktif. Menurutnya, program ini bukan hanya untuk mempercepat optimalisasi lahan dan meningkatkan produksi, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan generasi muda desa agar memiliki usaha pertanian yang berorientasi bisnis dan berkelanjutan.
“Brigade Pangan kita bentuk agar petani muda menjadi pelaku utama yang terampil, berorientasi hasil, dan mampu mengelola usaha tani secara profesional,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menyampaikan bahwa pembentukan Brigade Pangan bukan hanya berfokus pada peningkatan produksi, tetapi lebih jauh untuk membangun ekosistem pertanian modern yang menyeluruh, mulai dari pengelolaan lahan, penerapan teknologi, distribusi hasil, hingga penguatan kelembagaan ekonomi petani.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara penyuluh, pemerintah daerah, dan generasi muda dalam menjadikan Brigade Pangan sebagai wadah pembelajaran sekaligus unit bisnis pertanian yang berdaya saing.
“Brigade Pangan adalah ruang tumbuh bagi petani muda agar mereka tidak hanya menanam, tetapi juga mengelola pertanian sebagai peluang karir dan bisnis masa depan,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi di Kabupaten Jember menjadi salah satu langkah nyata dalam mewujudkan visi tersebut. Dengan dukungan penuh dari Dinas Pertanian setempat, penyuluh pertanian, dan perangkat desa, program ini diharapkan mampu melahirkan kelembagaan petani muda yang tangguh dan mandiri. Nurhadi*