Potensi pertanian yang dimiliki sejumlah desa di Kabupaten Bone akan dimaksimalkan Kementerian Pertanian melalui program YESS. Untuk mendukung hal tersebut, BPP dan P4S Bone siap memberi dukungan.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) meminta seluruh insan pertanian agar memanfaatkan lahan pertanian untuk ditanami komoditas pertanian.
“Jangan ada sejengkal tanah yang dibiarkan menganggur. Semua lahan yang tersedia harus ditanam agar kebutuhan pangan terpenuhi,” tutur Mentan SYL.
Menurutnya, pembangunan pertanian tidak dapat dilakukan oleh Kementan saja. Harus ada dukungan dari berbagai pihak termasuk pemerintah daerah yang lebih paham potensi daerahnya termasuk potensi pertanian.
“Perubahan dan perbaikan suatu desa, kecamatan maupun kabupaten bisa dilihat dari sejauh mana usaha kolektif untuk membenahi sektor pertaniannya,” tambah Mentan SYL.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, sebagai negara tropis, pertanian Indonesia sangat diuntungkan. Karena, mendapatkan sinar matahari berlimpah dengan suhu yang sangat cukup, kemudian memiliki sumber air yang banyak, serta tanah yang subur. Kondisi ini membuat masyarakat bisa melakukan cocok tanam setiap saat.
“Saya minta petani, penyuluh, dan petani milenial, untuk terus tanam. Jangan biarkan sejengkal tanah tidak tanam, jangan sampai ada waktu kosong untuk tidak tanam. Di mana saja, kapan saja, kita harus tanam, tanam, dan tanam. Utamanya, tanam komoditas pangan lokal,” tegas Dedi.
Tak ingin membiarkan begitu saja potensi Sumberdaya alam yang ada, Kepala Desa Lampoko, Kecamatan Barebo, Kabupaten Bone, Usman (45) mencoba untuk membangun lahan-lahan tidur untuk dikembangkan menjadi lahan produktif di bidang pertanian.
Mengusung misi Lampoko menuju Desa Mandiri, Usman menceritakan awal mula pengembangan bangkitnya sektor pertanian desa Lampoko.
“Awalnya warga mengandalkan pemenuhan kebutuhan pangan khususnya sayur dari luar desa Lampoko, melihat kondisi ini saya mewajibkan warga untuk menanam sayuran di lahan pekarangannya. Alhamdulillah tak membutuhkan waktu lama saat ini warga desa Lampoko sudah mampu memenuhi kebutuhan sayur dari lahannya sendiri, bahkan kami sudah bisa mememuhi kebutuhan sayur di pasar,” jelasnya.
Tak hanya mengandalkan pekarangan, beberapa lahan tidur di desanya termasuk 4 hektar lahan pribadinya pun didedikasikan untuk pengembangan sektor pertanian.
Bersama beberapa petani serta penyuluh dari BPP Barebo, ia mengolah lahan tidur yang ada menjadi potensial dengan ditanami komoditas hortikultura seperti sawi, bayam, kangkung, kacang panjang, cabe, pokcay, selada, tomat, komoditas tanaman pangan seperti padi dan kacang hijau serta peternakan sapi dan ayam potong.
Sementara Kepala BPP Barebo Sucipto membenarkan sebelumnya desa Lampoko didominasi lahan tidur, namun adanya gebrakan dari perangkat desa kini telah berubah menjadi kawasan pertanian potensial.
Ia pun menjelaskan Kecamatan Barebo, Kabupaten Bone didukung oleh dataran rendah berupa sawah, pantai dan bukit yang sangat cocok untuk lahan peternakan dan lahan sayuran.
Sucipto menambahkan diperlukan sentuhan generasi muda untuk mengelola potensi pertanian di kecamatan Barebo khususnya desa Lampoko, mengingat petani di wilayahnya telah banyak yang berusia lanjut.
Hadirnya program YESS di Kabupaten Bone menjadi angin segar yang ia yakini mampu mengungkit pembangunan pertanian di desa-desa yang ada di kabupaten Bone.
Selaku Business Development Service Provider (BDSP), BPP Barebo yang juga BPP Model Kostratani mendukung penuh pelaksanaan program YESS di wilayah binaannya. Didukung 4 penyuluh pertanian dan 1 admin BPP Barebo memiliki 18 Desa binaan.
Berkurangnya jumlah penyuluh tak menyurutkan semangat untuk meningkatkan kelembagaan petani. Merasa perlu untuk membentuk wadah peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan maka dengan inisiatif penyuluh dan petani di desa Lampoko maka dibentuklah Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Wanua Lampoko pada tahun 2017.
Ketua P4S Wanua Lampoko, Sodil menjelaskan P4S ini merupakan tempat penyelengaraan pendidikan dan pelatihan dari petani dan untuk petani, maupun penyuluhan petani baik dibidang pertanian, hortikultura, peternakan, perikanan, serta perkebunan.
Memiliki lahan demplot pertanian seluas 4 ha, P4S Wanua Lampoko siap bersinergi denga BPP Barebo untuk mendukung program YESS.
“Kita ajak pemuda di desa Lampoko ini untuk mengelola sektor pertanian di desa Lampoko ini. Kami pun siap untuk melatih pemuda yang ingin mengembangkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola usaha tani. Kita buktikan bahwa pertanian itu bisa menjadi bagian dalam peningkatan perputaran roda perekonomian di masyarakat serta daerah,” jelas Sodil. NURLELI