Mentan Ajak Petani Biasakan Pakai Pupuk Organik

Penyuluh pertanian diharapkan terus mendorong petani memakai pupuk organik. Selain murah dan ‘sehat untuk tanah’ juga meningkatkan posisi tawar (bargaining position) produk ekspor pertanian Indonesia di mancanegara.

Ajakan tersebut dikemukakan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo dari video conference (Vcon) pada ‘Mentan Sapa Petani dan Penyuluh’ (MSPP) Vol. 22 di Jakarta, Jumat (16/10) dari pusat data pertanian, Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian RI.

“Mari kita dorong petani memakai pupuk organik, karena tanaman akan lebih subur dan lebih baik kualitasnya,” kata Mentan Syahrul yang didampingi Sekjen Kementan, Momon Rusmono dan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi.

Dia mengakui bahwa pupuk, salah satu sarana produksi yang sangat vital untuk pertanian, maka pemerintah selalu mengalokasikan anggaran besar, dengan kebijakan pupuk bersubsidi bagi petani agar petani mendapat pupuk berkualitas dengan harga terjangkau.

Sedikitnya 500 partisipan video conference dan lebih 5.000 pemirsa live streaming memadati jagat virtual MSPP, dipancarluaskan AWR ke Agriculture Operation Room (AOR) pada kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) selaku Komando Strategis Pembangunan Pertanian (KostraTani) maupun Kostrada dan Kostrawil di kantor dinas pertanian tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

Seruan serupa dikemukakan Wakil Ketua Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi kepada Mentan Syahrul pada Rapat Dengar Pendapat [RDP] yang berlangsung virtual, Senin [5/10].

“Dalam jangka panjang, Kementan harus ajak petani jangan bergantung pada pupuk kimia. Harus didorong hidup agar petani mandiri memakai pupuk, dengan membiasakan pakai pupuk organik,” kata Dedi Mulyadi.

Mentan Syahrul mengakui meskipun tersedia pupuk bersubsidi yang dianggarkan pemerintah, dia tiada henti mengingatkan petani agar tidak terlalu bergantung pada pupuk buatan lantaran mengikis biaya operasional bercocok tanam dan kesuburan tanah pun terpengaruh.

“Jangan bergantung pada pupuk anorganik. Pupuk organik lebih bagus. Petani harus belajar dan membiasakan tidak bergantung pada pupuk subsidi,” kata Mentan didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Dirjen Peternakan, Nasrullah dan Sekretaris Badan PPSDMP Kementan, Siti Munifah dan Kapusluh Leli Nuryati.

Sebagaimana diberitakan, Kementan khususnya Badan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project Program [IPDMIP] menggelar Sekolah Lapang [SL] tentang pemupukan berimbang.

Pusat Penyuluhan Pertanian pada BPPSDMP (Pusluhtan) menyebutkan kegiatan SL Pemupukan Berimbang digelar simultan oleh IPDMIP pada 74 kabupaten di 16 provinsi, yang target kegiatan Program Integrasi Partisipasi Pertanian dan Manajemen Irigasi [IPDMIP].

Keterangan tertulis yang dilansir Pusluhtan menyebutkan SL IPDMIP di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara menyasar petani dari kelompok tani [Poktan] Sejati Nagori di Desa Jawa Tongah II, Kecamatan Hatonduhan. Peserta dibimbing menggunakan Perangkat Uji Pupuk [PUP] dan Perangkat Uji Tanah Sawah [PUTS].

Mentan Syahrul kembali mengingatkan petani dan penyuluh via MSPP Vol. 22 untuk mengimplementasikan Kartu Tani agar petani mendapat kepastian dalam memperoleh pupuk bersubsidi, yang  merupakan komponen penting pertanian, maka dari itu ketersediaan pupuk adalah hal mutlak.

“Dengan Kartu Tani, nantinya para petani dapat memakainya membeli pupuk bersubsidi. Langkah seperti ini juga efektif untuk menyalurkan pupuk bersubsidi agar tepat sasaran,” kata Mentan seperti dilansir Pusluhtan, Minggu (18/10).

Keuntungan berikutnya, petani dapat menjual hasil panen tanpa perantara, karena kendala utama lapangan, ketika panen tiba. Hasil panen tidak banyak dinikmati petani, kerapkali petani terpaksa menjual hasil panen kepada tengkulak yang mengambil untung besar di pasar bebas.

“Keberadaan Kartu Tani ini diharapkan akan memangkas praktik penjualan hasil pertanian yang tidak sehat ini, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani,” kata Mentan mengakhiri arahannya pada dialog interaktif  yang dipandu Kasubbid Informasi dan Materi Penyuluhan – Pusluhtan BPPSDMP, Septalina Pradini selaku Anchor  MSPP. HVY/LA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *