Mengawali tahun 2023, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menggelar kegiatan regular maksimum. Kegiatan ini diawali dengan Training of Trainer (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi bagi Penyuluh Pertanian dan Petugas Pengelola Pupuk Bersubsidi.
BPPSDMP melalui Pusat Pelatihan Pertanian mengangkat tema yang urgensi saat ini, yaitu pengelolaan pupuk bersubsidi. Dimana, Kementerian Pertanian (Kementan) telah mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022 tentang Tata Cara Penetapan Alokasi dan Harga Eceran Tertinggi Pupuk Bersubsidi Sektor Pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) memerintahkan jajarannya mengawal pengelolaan pupuk bersubsidi. Menurutnya, semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan pupuk bersubsidi sampai kepada petani, tanpa ada kekurangan.
“Jangan sampai ada penyelewengan dan penyimpangan, boros di sana dan di sini. Tolong jaga dengan baik,” ungkap SYL saat membuka kegiatan Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, pada Kamis (19/01/2023) sore.
Untuk meningkatkan akurasi, SYL meminta distribusi pupuk dapat memanfaatkan sistem digital. “Era cepat berubah, dibutuhkan kecepatan kita mengantisipasi. Karena itu, sistem digital dibutuhkan,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursymasi juga mengatakan saat membuka soft opening ToT, bahwa kunci menyukseskan tata kelola pupuk bersubsidi adalah terjalinnya harmoni yang kuat di antara pemangku kepentingan dari pusat hingga ke desa.
“Simponi yang indah itu bisa dicapai manakala ada harmoni. Pengelolaan pupuk bersubsidi melibatkan banyak orang. Petani saja sampai 16 juta orang, penyuluh yang mencapai 40 ribu orang, pengelola pupuk bersubsidi 10 ribu orang. Dan melibatkan Kementerian Pertanian, Kementerian BUMN seperti Pupuk Indonesia, Bank Himbara, melibatkan pemerintah provinsi, kabupaten kota bahkan sampai kecamatan dan desa,” tukas Dedi
Dedi mengatakan, ToT Pengelolaan Pupuk Bersubsidi ini adalah bagian dari upaya meningkatkan agenda intelektual bagaimana memainkan instrumen yang benar dan baik dalam mengisi e-Alokasi, sehingga petani mendapatkan pupuknya sesuai dengan waktu, dosis, dan jumlah.
Sebagai informasi, ToT dilaksanakan secara hybrid dengan pembelajaran offline dilaksanakan di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMKP) Ciawi selama tiga hari pada tanggal 19-21 Januari 2023.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai penanggungjawab peserta terbanyak dengan jumlah target 3.924 peserta yang terdiri dari 3772 penyuluh pertanian dan 152 pengelola pupuk bersubsidi, sukses melampaui target dengan realisasi 4.852 peserta yang terdiri dari 4.125 penyuluh pertanian dan 727 pengelola pupuk bersubsidi atau tercapai 123,65%. Seluruh peserta hadir secara dari lokasi masing-masing atau melalui titik kumpul di Kantor Dinas Pertanian, dan BPP/Kostratani di seluruh Indonesia.
Kepala BBPP Ketindan, Sumardi Noor, turut serta hadir di salah satu titik kegiatan hari pertama ToT, yakni di BPP Sukorejo, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Ia menghadiri kegiatan bersama lima orang penyuluh pertanian, tiga KJF Kabupaten Pasuruan, tiga penyuluh swadaya, dan empat orang pengelola pupuk bersubsidi antusias mengikuti kegiatan. Yeniarta