Sebagai salah satu produsen gula terbesar di dunia, Indonesia telah lama bergantung pada impor gula untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun, tujuan untuk mencapai swasembada gula telah menjadi fokus utama pemerintah dalam beberapa tahun terakhir. Salah satu program yang diinisiasi untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah program peningkatan produksi tebu.
Dalam rangka mendukung program swasembada gula Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blitar cq Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Blitar menyelenggarakan “Pelatihan Agribisnis Tebu” yang diselenggarakan di Kecamatan Sutojayan, Kabupaten Blitar
Kementerian Pertanian mengungkapkan tekad kuat pemerintah dalam mencapai swasembada gula. Saat ini pemerintah tengah memprioritaskan program ekstensifikasi dan intensifikasi sebagai pengembangan tebu rakyat secara nasional. Swasembada gula adalah tujuan yang harus dicapai untuk menjaga ketahanan pangan negara. Kementan berkomitmen untuk mengembangkan industri gula dalam negeri melalui peningkatan produksi tebu serta pengembangan teknologi pertanian yang modern.
Salah satu aspek kunci dalam mencapai swasembada gula adalah peningkatan kompetensi dalam budidaya tebu. Kepala Badan Penyuluhan dan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPSDM) Kementerian Pertanian, Dedy Nursyamsi, berharap agar produksi dan produktivitas komoditas perkebunan terus digenjot dengan menerapkan smart farming, menggunakan bibit berkualitas, bermutu, dan berpotensi hasil tinggi.
“Saat ini sudah ada pupuk yang sudah berkembang, seperti pupuk hayati, mikroorganisme lokal, pupuk organik, dan bahan pembenah tanah alam alami. Itu semuanya bisa digunakan menggenjot komoditas perkebunan,” kata Dedi.
Peningkatan produksi tebu bukanlah hal yang sederhana. Dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang praktik budidaya yang baik, pengelolaan lahan yang efektif, dan penggunaan teknologi modern untuk mengoptimalkan hasil panen. Oleh karena itu, pelatihan budidaya tebu menjadi penting dalam mendukung program swasembada gula. Melalui pelatihan ini, petani dapat belajar tentang pemiliohan varietas yang tepat sesuai ekologi setempat, penggunaan pupuk yang tepat, teknik irigasi yang efisien, dan cara mengatasi hama dan penyakit pada tanaman tebu.
Pentingnya pelatihan budidaya tebu dalam mendukung swasembada gula tidak bisa diabaikan. Pelatihan ini membantu mengurangi kesenjangan pengetahuan antara petani yang sudah berpengalaman dan yang belum berpengalaman, sehingga semua petani dapat berkontribusi secara maksimal dalam peningkatan produksi tebu. Selain itu, pelatihan ini juga mendukung penerapan praktik pertanian berkelanjutan, yang dapat menjaga kesuburan tanah dan lingkungan sekitar. Nurhadi/ Yeniarta