MALANG – Pada 8 – 14 Juni 2025 tim rombongan peserta Invitational Training on Project Enhancing Millenials Farmers by Adopting Korea Smart Technologies in Indonesia Kementerian Pertanian mengikuti kegiatan Workshop Smart Agriculture (Batch 4) di Korea Selatan. Peserta workshop sejumlah 20 orang dan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Nurul Qomariyah ditunjuk sebagai ketua delegasi.
Kegiatan workshop ini diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam keterampilan penyuluhan, pemahaman kebijakan, pemanfaatan teknologi smart farm, pengolahan hasil pertanian, distribusi, serta membangun kemitraan antara pelaku pertanian dan smart farming yang melibatkan pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan dunia usaha.
Diharapkan melalui workshop smart agriculture, dapat mendorong teknologi pertanian cerdas bagi petani muda, meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian melalui pendekatan berbasis data dan teknologi maju, serta membangun jejaring dan kemitraan lintas sektor yang berkesinambungan untuk keberlanjutan pertanian modern.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman yang menegaskan bahwa transformasi pertanian berbasis teknologi menjadi salah satu prioritas utama dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Smart farming memungkinkan petani untuk mengelola lahan secara lebih presisi, meningkatkan hasil panen, serta mengurangi dampak perubahan iklim. Dengan penerapan teknologi ini, kita bisa memastikan produksi pangan yang lebih stabil dan berdaya saing,” ujar Mentan Amran.
Sementara itu Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti mengatakan dengan penerapan teknologi cerdas dalam pertanian, diharapkan para petani dapat mengoptimalkan hasil panen, mengurangi kerugian akibat faktor cuaca, serta memanfaatkan sumber daya alam secara lebih efisien.
“Sudah saatnya petani Indonesia maju di bidang pertanian melalui adopsi teknologi melalui smart farming yang mengedepankan teknologi pertanian yang dapat mempermudah kegiatan usahatani,” terang Santi.
Kegiatan workshop yang digelar di Korea Selatan menghadirkan peserta dari unsur pejabat struktural, pejabat fungsional seperti dosen, widyaiswara dan guru, analis kerjasama, serta petani muda dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Bengkuku, dan Jawa Barat.
Dalam in house training penyampaian hasil workshop smart agriculture (batch 4) di Korea Selatan beberapa waktu lalu, Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah menjelaskan semua kegiatan yang telah dilaksanakan selama workshop.
Selama mengikuti workshop, peserta melakukan kegiatan mulai dari hari ke 1 yakni orientasi dan dilanjutkan dengan kuliah pertanian Korea dan Pertanian Cerdas. Pada hari kedua dilaksanakan pembukaan workshop secara resmi dilanjutkan dengan pengenalan peserta dan perwakilan, serta penjelasan program kemudian dilakukan kunjungan lapangan ke Pasar Nonghyup Hanaro (Yangjae). Pada hari ketiga dilaksanakan kuliah pembangunan dan pengelolaan sistem vertical farm, pengenalan dan fitur pabrik tanaman One Acre Farm, kuliah bisnis inkubasi pertanian cerdas dan pelatihan strartup pertanian, dan diakhiri dengan kunjungan lapangan ke Green Monster. Pada hari keempat kegiatan dimulai dengan kuliah pengenalan smart farming valley incubation center, succsess stories of young farmer, kunjungan lapangan ke Gimje Smart Farm Innovation Valley, kunjugan ke Rural Development Administration (Agricultural Science Museum), kunjungan ke Jeonju Hanik Village. Menginjak hari ke lima dilaksanakan kunjungan ke Seoul Food Festival 2025. Kemudian hari keenam kegiatan dilanjutkan dengan sesi presentasi, refleksi dan action plan, dan diakhiri dengan penutupan kegiatan.
“Pelatihan ini merupakan langkah strategis dalam memperkenalkan dan menerapkan teknologi pertanian yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Smart farming menjadi pendukung teknologi yang penting dalam meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya seperti air dan pupuk, dengan memanfaatkan teknologi sensor dan pemantauan secara real-time. Dengan cara ini, limbah dapat diminimalisir, biaya produksi dapat dihemat, serta memberikan kontribusi nyata pada pertanian berkelanjutan,” ujar Nurul.
Lebih lanjut Nurul Qomariyah juga menjelaskan kepada semua pegawai BBPP Ketindan yang hadir dalam in house training, bahwa SDM unggul menjadi modal utama, dan kegiatan ini menunjukkan bahwa pertanian cerdas bukan hanya soal teknologi tetapi juga strategi pengelolaan bisnis yang efisien pemasaran langsung ke konsumen serta dukungan regulasi dan pembiayaan yang menyeluruh.
“Melalui pembelajaran dari Korea, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengadaptasi model pertanian serupa dengan penyesuaian terhadap kondisi lokal Pemerintah diharapkan memperkuat dukungan kebijakan skema pembiayaan dan ekosistem pelatihan berbasis teknologi guna menarik minat petani muda dan mempercepat modernisasi sektor pertanian,”pungkasnya.
Selain penyampaian hasil workshop, Kepala BBPP Ketindan juga mengajak kepada semua pegawai alumni workshop smart agriculture untuk menceritakan pengalaman di Korea Selatan. Sharing pengalaman ini menjadikan informasi yang baik bagaimana pertanian dan budaya Korea bagi seluruh pegawai lingkup BBPP Ketindan. Humas BBPP Ketindan*