BLITAR – Upaya pencegahan stunting di Kota Blitar terus digencarkan melalui peningkatan gizi keluarga. Salah satunya lewat Pelatihan Olahan Daging dan Susu yang digelar Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar bersama Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu.
Pelatihan berlangsung 9–17 September 2025, diikuti 90 ibu rumah tangga dari enam Kelompok Wanita Tani (KWT), yakni Sumber Pangan 4 (Rembang), Dewi Sri (Klampok), Mawar Lestari (Kepanjenlor), Bunda Melati Jaya (Kepanjenkidul), Indah Makmur (Sukorejo), dan Sirsat Berseri (Karangsari).
BBPP Batu menurunkan enam widyaiswara dari Divisi Pasca Panen Daging-Butcher dan Divisi Pasca Panen Susu, termasuk Dodik Suprapto dan Eko Saputro. Peserta dilatih membuat produk olahan hewani seperti keju mozzarella, burger susu, dendeng, dan sosis.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan pentingnya peningkatan kompetensi SDM untuk mendukung produktivitas dan kualitas pertanian nasional.
“Kemajuan pertanian kita sangat bergantung pada kemampuan SDM. Karena itu, kami berkomitmen meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan pendidikan,” tegasnya.
Senada, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa SDM memegang peran penting dalam ketahanan pangan. “SDM adalah faktor utama peningkatan produktivitas pertanian,” ujarnya.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Blitar, Dewi Masitoh, menyampaikan bahwa kegiatan ini diselenggarakan untuk meningkatkan keterampilan ibu rumah tangga dalam mengolah pangan hewani.
“Diharapkan para ibu mampu mengolah produk hewani guna memenuhi gizi keluarga. Protein hewani sangat dibutuhkan balita dan ibu hamil agar terhindar dari stunting,” jelasnya.
Eko Saputro mewakili BBPP Batu mengapresiasi kolaborasi ini. “Sinergi harus terus dibina tiap tahun. BBPP siap mendukung pelatihan lain di bidang peternakan,” ujarnya.
Pelatihan digelar bergiliran di tiap KWT, dengan narasumber berotasi agar semua kelompok mendapat pendampingan optimal.
Melalui kerja sama ini, peserta diharapkan tidak hanya mampu memenuhi gizi keluarga, tapi juga berpeluang mengembangkan usaha olahan pangan asal ternak di lingkungannya. EKOS/SAI/BBPPBATU










