Low Cost Smart Farming, Inspirasi Transformasi Pertanian Kabupaten Kutai Barat

MALANG – Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Barat, Stepanus Alexander Samson melakukan kunjungan kerja ke Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Rabu (9/10/2025). Kunjungan ini bertujuan meninjau secara langsung penerapan teknologi low cost smart greenhouse (SGH) sebagai inovasi pertanian cerdas yang dikembangkan oleh Kementerian Pertanian.

Dalam kegiatan tersebut, Stepanus disambut oleh jajaran pimpinan dan widyaiswara BBPP Ketindan. Ia meninjau beberapa unit smart greenhouse yang telah dilengkapi teknologi Internet of Things (IoT) untuk pengaturan suhu, kelembapan, irigasi, dan nutrisi tanaman secara otomatis. Teknologi ini memungkinkan pengelolaan budidaya secara presisi dan efisien dengan meminimalkan penggunaan tenaga kerja manual.

“Kami sangat mengapresiasi inovasi yang dikembangkan di BBPP Ketindan. Model low cost smart greenhouse ini sangat relevan untuk diterapkan di daerah, termasuk Kutai Barat. Teknologi ini membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi biaya dengan pendekatan modern,” ujar Stepanus.

Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa pihaknya akan menjajaki kerja sama teknis dengan BBPP Ketindan, terutama dalam bidang pelatihan dan pendampingan teknis bagi penyuluh dan petani di wilayah Kutai Barat. Menurutnya, kunjungan ini menjadi langkah awal untuk memperluas penerapan pertanian cerdas berbasis data dan sensor digital di Kalimantan Timur.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, juga menegaskan bahwa penerapan teknologi modern seperti smart farming merupakan kebutuhan strategis untuk menjawab tantangan pertanian ke depan.

“Pemerintah sangat mendorong penerapan teknologi pertanian digital seperti smart farming. Ini bukan sekadar tren, tetapi kebutuhan untuk menghadapi perubahan iklim, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat daya saing sektor pertanian kita,” ujar Menteri Amran dalam salah satu arahannya.

Ia juga menekankan pentingnya regenerasi petani agar transformasi teknologi dapat berkelanjutan. “Anak muda harus menjadi motor penggerak pertanian modern. Dengan pelatihan dan dukungan teknologi, mereka bisa mengubah wajah pertanian Indonesia menjadi lebih maju, mandiri, dan berdaya saing global,” tambahnya.

Sejalan dengan Mentan Amran, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, juga menjelaskan bahwa keberhasilan implementasi smart farming tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kesiapan sumber daya manusia.

“Smart farming hanya akan berhasil bila SDM-nya cerdas. Karena itu, BPPSDMP terus memperkuat pelatihan dan pendampingan bagi petani milenial dan penyuluh agar mereka mampu mengoperasikan, memelihara, dan mengembangkan sistem pertanian digital.”

Kunjungan Kepala Dinas Pertanian Kutai Barat ke BBPP Ketindan menjadi langkah penting dalam memperluas jejaring dan kerja sama antar-daerah dalam bidang inovasi pertanian. Melalui pelatihan, pendampingan, dan replikasi model smart greenhouse, diharapkan daerah dapat mempercepat transformasi menuju pertanian presisi berbasis digital. Kolaborasi antara pusat pelatihan, pemerintah daerah, dan pelaku utama pertanian diharapkan menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan ketahanan pangan nasional. Dewi Melani*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *