Tingkatkan Kualitas SDM Pertanian, Kementan dan Pemprov Jatim Dukung Swasembada Pangan

MALANG – Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan terus memperkuat perannya dalam peningkatan kapasitas sumber daya manusia pertanian melalui sinergi dengan UPT Pelatihan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur dalam kegiatan Pelatihan Kepemanduan bagi Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan Angkatan II, yang digelar, 6–10 Oktober 2025.

Kegiatan yang dipusatkan di UPT Pelatihan Pertanian Jawa Timur ini diikuti 30 peserta dari 14 kabupaten/kota di Jawa Timur, meliputi Bangkalan, Banyuwangi, Bondowoso, Blitar, Jember, Lumajang, Nganjuk, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, Sampang, Situbondo, Tulungagung, Trenggalek, dan Kota Pasuruan.

Pelatihan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan kompetensi penyuluh pertanian lapangan. BBPP Ketindan berkontribusi langsung melalui kehadiran widyaiswaranya sebagai narasumber dalam materi pengelolaan agroinput, agroproduksi, dan agroniaga.

Seperti dikatakan oleh Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, yang menekankan pentingnya peningkatan kompetensi SDM dalam meningkatkan produktivitas dan kualitas pertanian Indonesia.

“Kemajuan pertanian kita sangat bergantung pada kemampuan dan kompetensi SDM. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkualitas,”tegas Mentan Amran.

Hal ini juga disampaikan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, bahwa peningkatan kompetensi SDM ini sejalan dengan program pemerintah.

“Kami ingin meningkatkan kemampuan SDM untuk mendukung pengembangan pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing,”kata Santi.

Widyaiswara BBPP Ketindan, Adhis Millia Windhy, menjelaskan bahwa pelatihan ini menjadi sarana strategis bagi penyuluh untuk memahami secara menyeluruh sistem agribisnis pertanian.

“Kami ingin para penyuluh memiliki kemampuan praktis dalam memfasilitasi petani mengelola agroinput, agroproduksi, hingga agroniaga secara terintegrasi. Karena pada dasarnya, penyuluh adalah garda terdepan dalam memastikan kemandirian dan keberlanjutan usaha tani,” ungkapnya.

Adhis menambahkan, metode pembelajaran dilakukan dengan pendekatan ceramah, diskusi interaktif, serta penugasan kelompok dan individu. Dengan demikian, peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengidentifikasi persoalan riil di lapangan dan mencari solusi yang aplikatif.

Sementara itu, perwakilan dari UPT Pelatihan Pertanian Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur menyampaikan apresiasi atas dukungan BBPP Ketindan dalam pelaksanaan kegiatan ini.

“Kehadiran widyaiswara BBPP Ketindan memberikan nilai tambah bagi peserta. Materi yang disampaikan sangat relevan dengan tantangan penyuluh di era modern yang menuntut penguasaan agribisnis secara komprehensif,” ujarnya.

Melalui pelatihan ini, diharapkan para penyuluh mampu berperan lebih efektif dalam membimbing petani dan pelaku usaha pertanian untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, dan daya saing hasil pertanian daerah. Adhis Millia Windhy*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *