MALANG – Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) merupakan program nasional dari Kementerian Pertanian yang memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam beragam tanaman bergizi seperti sayur dan buah-buahan, bertujuan meningkatkan ketahanan dan kecukupan gizi keluarga. Sejalan dengan program tersebut, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, juga memaanfaatkan lahan praktik menjadi P2B sesuai dengan hasil Rapim on The Spot (ROTS). Hal ini dilaksanakan sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat yang mengunjugi BBPP Ketindan serta praktik bagi pegawai dan mahasiswa serta siswa PKL di BBPP Ketindan.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman dalam berbagai kesempatan menekankan pentingnya peran rumah tangga dalam memperkuat kedaulatan pangan.
“Pemanfaatan pekarangan adalah gerakan nyata untuk menyediakan pangan sehat dari rumah sendiri. Jika setiap keluarga mengelola pekarangan dengan baik, kita tidak hanya memperkuat ketahanan pangan, tetapi juga meningkatkan gizi asyarakat secara berkelanjutan,” ujarnya.
Senada dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti, menegaskan bahwa keberhasilan program P2B akan sangat ditentukan oleh kualitas SDM pertanian.
“Penyuluh, petani, dan KWT adalah ujung tombak gerakan ini. Dengan peningkatan kapasitas, kami berharap mereka semakin terampil, inovatif, dan mandiri dalam mengembangkan pekarangan sebagai sumber pangan bergizi,” ujarnya.
Dengan semangat yang sama BBPP Ketindan telah merealisasikan P2B di ligkungan balai yang menjadi tanggungjawab bersama masing-masing bagian. Tak kurang saat ini tersedia berbagai macam sayuran seperti terong, pokcoy, sawi, tomat, kangkung, selada, jagung manis, pare, cabai, serta berbagai tanaman pangan seperti uji kayu dan ubi jalar, dan aneka tanaman obat.
Berbagai macam tanaman telah dipanen berkali-kali dan bisa menghasilkan nilai tambah. Seperti tanaman terong ungu yang dibudidayakan dan dala aplikasinya menggunakan pestisida nabati Micessla yang merupakan inovasi BBPP Ketindan. Terong adalah tanaman berjenis perdu, pohon dengan percabangan rendah dan tingginya dapat mencapai 1 m diatas permukaan tanah. Batang tanaman terong dibedakan menjadi dua macam, yaitu batang utama (primer) dan percabangan (sekunder).
Terong ungu banyak dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat meskipun terong adalah sayuran yang murah dan sederhana, gizinya tidak main-main. Dalam 100 gram terong ungu yang sudah dimasak mengandung sekitar 28 kalori dan beragam nutrisi berikut: 92 gram air, 1 gram protein, 0,2 gram lemak, 6 gram karbohidrat, 2 gram serat, 187 miligram kalium, 15 miligram kalsium, 37 miligram fosfor, 9 miligram natrium. Selain itu, terong ungu juga kaya akan beta karoten dan kandungan antioksidan yang disebut antosianin. Sayuran ini juga mengandung sejumlah kecil vitamin K, vitamin A, vitamin C, vitamin B6, vitamin B3 (niacin), tembaga, zat besi, dan zinc.
Diam-diam terong ungu memiliki khasiat untuk kesehatan, meskipun terkadang ada stereotype negatif dalam hal ini. Terong ungu ternyata memiliki khasiat-khasiat berikut: menurunkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, mencegah penebalan dinding pada pembuluh darah, memperlancar peredaran darah, mengatasi insomnia dan meningkatkan libido pada pria. Tentunya dengan pengolahan yang tepat, terong ungu akan memberi manfaatnya dengan maksimal. Tetap sehat dengan konsumsi sayuran-sayuran segar dan akan jauh lebih baik lagi dengan sayuran yang ditanam secara organik seperti di Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) BBPP Ketindan. Herdinastiti*