LOMBOK TENGAH – Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu terus berkomitmen mencetak SDM pertanian yang unggul dan profesional. Komitmen ini diwujudkan melalui Praktik Kompetensi Penyuluhan Pertanian (PKPP), bagian dari rangkaian Pelatihan Dasar Fungsional Penyuluh Pertanian Ahli (Blended Learning) yang berlangsung 19 September–10 Oktober 2025.
Pelatihan diikuti 35 penyuluh dari berbagai kabupaten di Nusa Tenggara Barat dengan metode gabungan daring dan luring. Tahapan PKPP digelar di Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah, pada 2–8 Oktober 2025 sebagai puncak penerapan ilmu dan keterampilan peserta selama pelatihan.
PKPP bertujuan membekali peserta agar mampu mengintegrasikan kemampuan teknis penyuluhan dengan pendekatan sosial, kelembagaan, serta perencanaan programa secara partisipatif di tingkat desa hingga kecamatan. Peserta dibagi dalam empat kelompok di empat desa sasaran: Pemepek, Menemeng, Sintung, dan Bilebante. Selama sepekan, mereka mendampingi petani, menganalisis potensi wilayah, dan menyusun rencana kerja penyuluhan berbasis kebutuhan lokal.
Sebagai puncak kegiatan, peserta menggelar Sarasehan atau Rembug Kecamatan yang dihadiri berbagai pemangku kepentingan—mulai dari Pemerintah Kecamatan, BPP, penyuluh pendamping, perangkat desa, Gapoktan, pelaku usaha, KWT, hingga perwakilan kelompok tani. Forum ini menjadi wadah dialog untuk menyerap aspirasi petani, menyamakan persepsi, dan merumuskan Programa Penyuluhan Tingkat Kecamatan berbasis kebutuhan nyata lapangan.
Selain sarasehan, peserta juga mengikuti Seminar Kelompok dan Presentasi Hasil PKPP di hadapan pembimbing internal, pendamping eksternal, dan unsur kelembagaan desa. Setiap kelompok memaparkan hasil identifikasi potensi wilayah, analisis partisipatif (PRA), penyusunan programa desa, matriks rencana kerja tahunan, serta capaian kegiatan penyuluhan selama praktik.
Melalui kegiatan ini, kemampuan peserta diuji tidak hanya dari sisi teknis dan penyusunan dokumen, tetapi juga analisis, komunikasi, serta kepekaan sosial. Presentasi interaktif menunjukkan kesungguhan peserta sebagai calon Penyuluh Pertanian Ahli yang profesional, inovatif, dan berorientasi pada pemberdayaan petani.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, penyuluh memiliki peran vital dalam mentransfer inovasi dan memastikan program pemerintah berjalan efektif hingga ke tingkat petani.
“Penyuluh adalah ujung tombak pembangunan pertanian. Mereka bukan sekadar penyampai informasi, tetapi agen inovasi yang membantu petani memecahkan masalah di lapangan,” ujar Menteri Amran.
Ia menambahkan, kemampuan penyuluh dalam melakukan kajian dan uji teknologi sangat penting di era modern, terutama di tengah tantangan perubahan iklim, keterbatasan lahan, dan fluktuasi harga input.
“Kita dorong penyuluh untuk terus belajar, menguasai teknologi, dan berani mengkaji. Inovasi hanya akan berhasil jika ada penyuluh yang mampu menerapkannya di lapangan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala BPPSDMP Idha Widi Arsanti menilai penguatan kompetensi penyuluh melalui pelatihan dan sertifikasi profesi merupakan langkah strategis mewujudkan SDM pertanian yang unggul dan profesional.
“Sertifikasi bukan sekadar formalitas, tapi pengakuan terhadap kemampuan penyuluh dalam memecahkan masalah nyata di lapangan. Melalui pengkajian, penyuluh belajar menganalisis masalah dan menguji solusi teknologi sesuai kondisi lokal,” terang Santi.
Pelaksanaan PKPP di Kecamatan Pringgarata menjadi bukti sinergi antara dunia pelatihan dan kebutuhan lapangan, sejalan dengan misi BBPP Batu mewujudkan SDM pertanian yang kompeten, mandiri, dan berkarakter menuju pertanian maju, mandiri, dan modern. Pararto/Dwi/BBPPBATU