BOC Volume 326: Sinergi Brigade Pangan Menuju Pertanian Berkelanjutan

JOMBANG – Program Brigade Pangan (BP) kini menjadi tumpuan baru bagi keberlanjutan pertanian nasional. Digagas oleh Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, Brigade Pangan hadir sebagai wadah bagi generasi muda untuk ikut terjun dalam sektor pertanian sekaligus menjadi motor penggerak swasembada pangan di masa mendatang.

Keberhasilan Indonesia mencapai cadangan beras tertinggi sepanjang sejarah, yakni 4,3 juta ton, menjadi tonggak penting bagi sektor pertanian. Namun, capaian ini tidak bisa berhenti disini. Diperlukan langkah berkelanjutan agar swasembada pangan tetap terjaga dan generasi penerus memiliki peran aktif dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

“Brigade Pangan ini merupakan harapan besar bagi kita semua sebagai penerima tongkat estafet pertanian masa depan. Kondisi pertanian yang telah mencapai swasembada dan cadangan beras tertinggi harus terus berlanjut secara berkelanjutan,” ujar Mentan Amran.

Program Brigade Pangan mulai didorong sejak tahun 2024 dan terus dikembangkan pada tahun 2025. Jika pada awalnya fokus pada lahan optimalisasi rawa, kini cakupannya diperluas hingga lahan non-rawa, termasuk lahan cetak sawah rakyat yang baru. Saat ini terdapat sekitar 225.000 hektare lahan cetak sawah rakyat dan 500.000 hektare lahan optimalisasi lahan (Oplah) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Dengan adanya peningkatan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200 bahkan 300, program ini diharapkan dapat mendorong peningkatan produksi pangan nasional hingga lebih dari satu juta ton per tahun.

Sementara itu alam arahan sekaligus pembukaan kegiatan BOC, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Idha Widi Arsanti, mengungkapkan bahwa, tujuan Brigade Pangan Pertanian antara lain meningkatkan produksi pangan dengan menerapkan teknologi pertanian yang tepat guna dan berkelanjutan.

Salah satu wujud nyata implementasi program BP ini adalah pembentukan 17 Brigade Pangan di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, yang telah terbentuk sejak dua bulan terakhir. Program ini mendapatkan dukungan dan pendampingan langsung dari Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai Penanggung Jawab wilayah Kabupaten Jombang.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Jombang, Much. Rony, dalam sambutannya, menyampaikan apresiasi tinggi kepada BBPP Ketindan atas pendampingannya yang intensif terhadap para petani dan penyuluh di lapangan.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada BBPP Ketindan yang telah mendampingi petani dan penyuluh dalam kegiatan Brigade Pangan, LTT, dan Oplah. Pendampingan ini sangat membantu kami dalam memenuhi target-target yang telah ditetapkan pemerintah pusat,” ujar Much. Rony.

Ia juga menyoroti kondisi di lapangan, di mana sebagian besar petani berusia lanjut dan sekitar 50 persen anak-anak mereka tidak tertarik melanjutkan usaha tani. Menurutnya, kehadiran Brigade Pangan menjadi solusi bagi keberlanjutan pengelolaan lahan pertanian sekaligus peluang usaha menjanjikan bagi anak muda.

“BP ini merupakan prospek besar bagi generasi muda. Kami berharap stimulan kegiatan segera disalurkan agar ke-17 BP yang terbentuk bisa bergerak sesuai target,” tambahnya.

Dalam kegiatan pendampingan tersebut, Asep Koswara, Widyaiswara BBPP Ketindan, turut memberikan materi bertajuk “Kolaborasi Hebat Menuju Swasembada Pangan.” Ia memaparkan bahwa keberhasilan pertanian tidak dapat dicapai secara individu, tetapi melalui kerja sama dan sinergi lintas elemen.

“Swasembada pangan tidak lahir dari kerja sendiri-sendiri. Kita harus saling menguatkan, membangun komunikasi efektif, dan berinovasi bersama,” kata Asep Koswara.

Hal senada disampaikan oleh Anasul Hakim, penyuluh pendamping dari Kabupaten Jombang, yang menekankan peran penting penyuluh dalam menjembatani kebijakan pemerintah dengan kebutuhan petani.

“Kami di lapangan selalu berupaya menjadi jembatan antara kebijakan dan kebutuhan petani. Kolaborasi dan komunikasi adalah kunci agar program ini berjalan efektif,” tuturnya.

BP disini kami berdayakan dari generasi milenial dan Gen Z.

“Contohnya seperti Mas Farhan, lulusan Polbangtan Bogor, yang saya tawarkan untuk menjadi manajer Brigade Pangan. Ia bersedia karena selain mendapatkan penghasilan, ia juga dapat menambah keterampilan dan pengalaman langsung di bidang pertanian.” tambah Anas

Keterlibatan generasi muda dalam Brigade Pangan menjadi semangat baru bagi pertanian Indonesia. Salah satu contohnya adalah Farhan Ilham Toriq, lulusan Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor, yang kini menjabat sebagai manajer Brigade Pangan Joko Sambang di Kecamatan Kesamben, Jombang.

BP Joko Sambang aktif melakukan berbagai pelatihan seperti rice transplanter dan semai padi di P4S Bintang Sembilan, serta pelatihan traktor roda empat untuk meningkatkan keterampilan petani muda.

“Harapan kami bisa menambah relasi lebih luas, bermanfaat bagi masyarakat sekitar, dan memanfaatkan setiap peluang yang ada,” ujar Farhan.

Melalui kegiatan Bertani On-Cloud (BOC) Volume 326, sinergi antara pemerintah pusat, BBPP Ketindan, pemerintah daerah, penyuluh, dan petani muda menunjukkan bahwa kolaborasi nyata terus terjalin di lapangan.

Brigade Pangan tidak hanya menjadi simbol semangat baru regenerasi petani, tetapi juga wujud nyata komitmen Indonesia dalam mewujudkan pertanian yang mandiri, modern, dan berkelanjutan menuju swasembada pangan nasional yang lestari. Asep Koswara/ Humas BBPP Ketindan*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *