MALANG – Keberhasilan kegiatan pertanian, baik urban farming maupun pertanian organik, tidak cukup hanya dengan kemampuan teknis budidaya. Diperlukan pula manajemen agribisnis yang efektif, professional dan berkelanjutan. Agribisnis mencakup seluruh rantai nilai dari penyediaan sarana produksi, kelayakan bisnis, proses budidaya, hingga pemasaran produk.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai UPT Pelatihan dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM) Kementerian Pertanian, bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat menyelenggarakan Pelatihan Agribisnis dan Urban Farming Inovatif. Kegiatan ini dibuka Rabu (26/11/2025) oleh Kepala BBPP Ketindan.
Pelatihan yang diikuti oleh 15 orang Dosen dan Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) dari Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari, ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta dalam menerapkan konsep urban farming dan pertanian organik secara inovatif, efisien, dan berkelanjutan.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Barat, Barnabas Dowansiba, mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada BBPP Ketindan atas terselenggaranya kerjasama ini. Ia berharap agar semua ilmu yang telah didapatkan di BBPP Ketindan selama pelatihan ini bisa diserap dengan baik terutama segera diaplikasikan di wilayahnya masing-masing.
Kepala BBPP Ketindan, Nurul Qomariyah, menyambut baik atas terselenggaranya pelatihan ini. Ia mengungkapkan bahwa pembangunan di sektor pertanian merupakan salah satu prioritas utama pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dalam rangka menjamin ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kita menghadapi tantangan global dan lokal, termasuk ketersediaan lahan yang semakin terbatas di perkotaan, perubahan iklim, serta kebutuhan untuk terus beradaptasi dengan teknologi baru,”jelas Nurul.
Ia menambahkan jika sektor pertanian modern dituntut untuk tidak hanya fokus pada aspek budidaya (on-farm), tetapi juga pada aspek prapanen, pascapanen, pengolahan, dan pemasaran (off-farm).
“Konsep urban farming atau pertanian perkotaan juga semakin relevan sebagai solusi ketahanan pangan keluarga dan masyarakat di wilayah padat penduduk,”imbuh Nurul.
“Saya berharap semua peserta untuk mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini dengan sungguh-sungguh, aktif berdiskusi, dan memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, serta keterampilan teknis dan manajerial. Pengetahuan baru yang didapat harus dapat diimplementasikan dan didesiminasikan di lingkungan masing-masing,”harap Ka Balai Nurul kepada semua peserta.
Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menegaskan bahwa kualitas SDM adalah faktor utama dalam peningkatan produktivitas pertanian nasional.
“Kemajuan pertanian kita sangat bergantung pada kemampuan dan kompetensi SDM. Oleh karena itu, kami berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan dan pendidikan berkualitas,” ungkapnya.
Senada dengan itu, Kepala BPPSDMP, Idha Widi Arsanti, menekankan pentingnya pendidikan nonformal sebagai sarana pemberdayaan petani dan masyarakat.
“SDM memegang peranan penting dalam sektor pertanian karena menjadi faktor utama dalam peningkatan produktivitas dan ketahanan pangan di Indonesia,” jelas Santi. Humas BBPP Ketindan









