Pandemi Covid-19 berdampak berbagai sektor kehidupan manusia tak terkecuali pada dunia pendidikan. Kendati begitu, pandemi ini mampu mengakselerasi pendidikan 4.0 dimana sistem pembelajaran dilakukan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Menghadapi tantangan sektor pendidikan di tengah pandemi, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengharapkan generasi muda mampu terbiasa dengan sistem digital online dalam melakukan aktivitas kreator di bidang pangan pertanian. Apalagi pendidikan adalah sebuah proses dan tantangan baru yang harus kita hadapi”, ujar SYL.
Mentan mengharapkan pendidikan vokasi pertanian baik politeknik pembangunan pertanian (polbantan) maupun Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMKPP) tetap fokus melakukan pembelajaran walaupun harus dilakukan secara online.
Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Prof Dedi Nursyamsi mengungkapkan komitmennya untuk tetap melaksanakan pendidikan vokasi dengan mendorong UPT pendidikan dibawah BPPSDMP untuk lebih banyak memanfaatan teknologi informasi dalam aktivitas pembelajaran jarak jauh.
Di masa pandemi covid 19, pendidikan sangat penting, tetapi menjaga kesehatan menjadi prioritas utama. Untuk itu seluruh kampus dan sekolah vokasi lingkup Kementan menerapkan metode pembelajaran jarak jauh secara daring. “Walaupun pembelajaran dilakukan secara daring diharapkan tidak mengurangi kualitas pendidikan. “Yang terpenting kita tetap mampu menciptakan sikap profesional, mandiri, dan berjiwa entrepeneur”, pesan Dedi.
SMK PP Negeri Kupang sebagai salah satu UPT pendidikan Kementan pun melaksanakan pembelajaran secara jarak jauh. Kepala SMKPPN Kupang, Stepanus Bulu mengungkapkan seluruh siswa/i sementara ini mengikuti kegiatan belajar mengajar dari rumahnya masing-masing. “Kami para pengajar tetap memastikan proses belajar mengajar berjalan setiap harinya baik melalui whatsapp grup, maupun melalui zoom meeting” jelas Stepanus.
Ia pun menjelaskan adanya tantangan besar dalam pelaksanaan model pembelajaran jarak jauh. Salah satunya adalah tak semua siswa tinggal diperkotaan, ada yang tinggal di desa atau pulau terpencil dan ini sangat berpengaruh pada kekuatan sinyal internet.Terbatasnya ketersediaan sarana penunjang dalam pembelajaran jarak jauh seperti perangkat komputer/laptop/hp pun berpengaruh dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh ini. “Sejauh ini proses pembelajaran berjalan baik. Bila ada beberapa siswa/i yang telat menyerahkan tugas itu dikarenakan adanya gangguan sinyal”, ungkap Stepanus.
Pada tahun ajaran 2020-2021 ini SMK PP Negeri Kupang menerima 66 siswa baru sehingga total siswa/i didik sejumlah 208 orang. “Pertanian adalah sektor yang akan selalu dibutuhkan dalam peradaban manusia. SMK-PP Negeri Kupang hadir untuk mewariskan ilmu dan menyiapkan pemuda-pemudi, khususnya di wilayah Nusa Tenggara Timur, untuk menghadapi tantangan pertanian di hari esok. Kami yakin pandemi ini segera berakhir dan aktifitas belajar mengajar serta praktikum siswa/i dapat kembali berjalan seperti semula dan pada akhirnya generasi penerus pertanian yang handal, maju mandiri dan modern akan lahir dari wilayah Timur ini”, tegas Stepanus optimis.