Menyadari betapa pentingnya peran Sumber Daya Manusia di bidang pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) terus melakukan peningkatan kapasitas termasuk etos kerja, inovasi teknologi dan peningkatan peran Balai Penyuluhan Pertanian. Sebagai pos simpul bertemunya penyuluh dan petani, BPP ditingkatkan kapasitasnya melalui program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani).
Kostratani merupakan upaya mewujudkan kedaulatan pangan nasional yang dicanangkan oleh Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo (SYL). Mentan menegaskan target peningkatan produktivitas 7% pertahun. “Ini dapat terwujud bila ada yang menggerakkan. Yang menggerakan itu tentunya penyuluh dan petani dengan didukung Kostratani,” papar SYL.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nusyamsi menambahkan melalui Kostratani BPPSDMP berupaya untuk meningkatkan kompetensi SDM pertanian dengan pelatihan dan pendidikan.
“Kostratani berada di tingkat kecamatan hadir untuk mensupport dan terlibat langsung pada seluruh program Kementan. Kostratani juga sebagai pelaksana utama program strategis Kementan. Keberadaan penyuluh di BPP tentunya untuk membantu dan mendampingi petani dalam meningkatkan produktivitasnya. Tak hanya itu, Kostratani pun turut berperan aktif untuk mencari bibit generasi pertanian.”, jelas Dedi.
Salah satu BPP Kostratani di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan adalah BPP Pelaihari. Didukung 19 penyuluh yang terdiri dari 16 PNS dan 3 THLTB-PP, BPP ini memiliki 20 desa binaan.
Kepala BPP Pelaihari H.Sidillah menjelaskan selain melakukan pendampingan langsung di lahan usaha milik petani, penyuluh melakukan pelatihan dan konsultasi rutin yang dilaksanakan 2 kali dalam satu bulan. Sedangkan rapat koordinasi antar penyuluh dilakukan 2 kali setiap minggunya.
“Alhamdulillah BPP Pelaihari yang telah masuk dalam kelas BPP Pratama menjadi salah satu BPP Model Kostratani di Kabupaten Tanah Laut. Kami memiliki lahan demplot seluar 1,5 ha yang kami manfaatkan untuk praktek mahasiswa/siswa/i atau dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar yang tidak memiliki lahan yang ditanami terong, cabai, sawi, sawit serta beberapa tanaman hias. Hasil panen sayuran dijual kepada masyarakat sekitar dan beberapa pegawai dan hasil penjualannya untuk membwli bibit kembali”, jelas H. Sidillah.
Ia pun menambahkan selain menjadi BPP Kostratani, BPP Pelaihari ditunjuk menjadi mitra program YESS sebagai Business Development Service Provider (BDSP) atau penyedia jasa konsultasi usaha.
“Untuk CPCL di tahun 2019 telah ada 56 pemuda/i calon petani/wirausaha pertanian milenial yang telah lulus seleksi. Sedangkan di tahun 2020 telah terjaring 200 CPCL. Dari penelusuran minat rata-rata mereka cenderung memilih pengolahan jagung, pengemasan padi, cabe, bawang merah, budidayasapi ayam potong, karet, sawit, melon untuk menjadi peluang usaha mereka”, papar Sidillah.
Sidillah optimis program YESS di Kabupaten Tanah Laut khususnya kecamatan Pelaihari akan sukses karena di dukung oleh potensi lahan peternakan sapi yang cukup luas, kawasan jagung, kawasan tanaman hias hingga sayuran hidroponik. “Untuk dukungan pelatihan ada Mas Husni Duta Petani Milenial yang sudah sukses dengan budidaya sapinya serta d ada 4 P4S yang juga sudah menjadi kawasan agro eduwisata serta telah adanya bengkel pertanian yang juga dikelola oleh para milenial. Dukungan dari pemerintah daerah dan stakeholders terkait pun menjadi energi tersendiri bagi kami” kata Sidillah. NURLELI