Tani Bening Solusi Jitu Pelatihan Era Pandemi Covid-19

Sejak diberlakukan kebijakan Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) praktis kegiatan publik menjadi serba terbatas baik dilingkungan kerja instansi Pemerintah, BUMN maupun Swasta memberlakukan Work From Home (WFH). Hal ini dilakukan untuk mencegah resiko penularan Covid-19 yang dapat berakibat pada banyaknya pasien hingga berakibat pada kematian dalam jumlah yang tidak sedikit.

Melihat kenyataan perkembangan kondisi kedaruratan dalam masa pandemi covid-19 bahwa pelatihan bagi aparatur maupun non aparatur yang selama ini menerapkan pembelajaran klasikal perlu didorong berubah menjadi pembelajaran jarak jauh (Distance Learning) yakni dengan menerapkan metode E-Learning atau Blended Learning.

Dalam berbagai kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia untuk mengoptimalisasi sektor pertanian ke depan. Kementan terus meningkatkan kualitas SDM pertanian dan membuat sektor pertanian menjadi lebih menarik serta menguntungkan. Pertanian kita harus Maju, Mandiri, dan Modern (3M) sehingga keluarga petani semakin sejahtera. Di samping itu, pertanian harus bisa menarik minat generasi muda sebagai profesi yang menjanjikan.

Atas dasar diatas, salah satu peserta Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan XVII Kementerian Pertanian, Wasis Sarjono, Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu melakukan Sosialisasi Bravo Tani Bening yaitu Strategi Pelatihan Vokasi Pengolahan Susu bagi Petani Milenial dengan Blended Learning.

Kegiatan ini diselenggarakan secara langsung bertempat di Brizhanta Hall Center BBPP Batu, Senin (30/11/2020) juga secara virtual melalui aplikasi zoom meeting dengan menghadirkan narasumber Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, Anggota Komisi IV DPR RI H.Hasan Aminuddin, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Fini Murfiani, Pimpinan Pondok Pesantren Bahrul Maghfiroh Malang, Mohammad Bisri, mantan Rektor Universitas Brawijaya Malang dan Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ketindan, Sumardi Noor.

Dalam arahannya Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan regenerasi dalam sektor pertanian sudah harus dilakukan. “Saat ini, petani di Indonesia berjumlah sekitar 33 juta orang. Dari jumlah itu, hanya sekitar 30% petani yang usianya kurang dari 40 tahun atau disebut sebagai petani milenial”, jelasnya.

“Sedangkan sisanya, sekitar lebih dari 70% masuk kategori tua. Sehingga 5 tahun hingga 10 tahun mendatang, banyak petani kita yang masuk fase tidak produktif. Makanya regenerasi mutlak dilakukan mulai saat ini juga. “Kita dorong penumbuhan petani milenilal”, tambah Dedi.

Kepala Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu Wasis Sarjono, dalam paparannya mengatakan sejalan dengan masih mewabahnya COVID-19 regenerasi petani tidak boleh surut dan berhenti tetapi harus tetap mencetak generasi milenial melalui pendidikan vokasi, yang selama ini dilakukan secara konvensional atau tatap muka, kemudian kombinasi antara tatap muka dan online (Blended Learning).

Dalam pelaksanaannya generasi milenial tidak sebatas diberikan pengetahuan berupa teori saja, tetapi juga diperkaya dengan praktik langsung baik di Balai maupun di dunia usaha atau dunia industri. “Lebih lanjut dikatakan strategi ini sekaligus sebagai pengejawantahan dari kebijakan Kementerian Pertanian dalam upaya melahirkan dan penumbuhan sebanyak 2,5 Juta petani pengusaha milenial,” terang Wasis.

Sementara itu, Anggota Komisi IV DPRI RI dari Fraksi Nasdem, H. Hasan Aminuddin, dalam testimoninya melalui Aplikasi Zoom Meeting memberikan apresiasi yang sangat baik dan mengharapkan kepada Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian agar Bravo Tani Bening ini bisa menjadi model pelatihan sekarang ini di era Pandemi Covid-19. “Kami pastikan akan mengawal kegiatan ini dengan baik”, tegasnya. AZIZ/YENI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *