Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang bekerjasama dengan Yayasan Amal Masyarakat Pertanian Indonesia (YAMPI) melatih 20 orang petani muda dari Provinsi Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten tentang Pengolahan Hasil Hortikultura. Pelatihan dilaksanakan selama 4 hari mulai 25 – 28 November 2020.
Sejalan dengan pernyataan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, “Pertanian Indonesia saat ini bergerak maju menuju pertanian modern. Pertanian Indonesia juga merupakan sektor bisnis yang cukup menjanjikan dan mampu memberikan penghasilan yang cukup besar,” jelas Menteri yang akrab disapa SYL ini.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, juga menuturkan di setiap kesempatan untuk mengajak generasi milenial terjun ke pertanian karena berbagai inovasi dilakukan pemerintah untuk menarik perhatian para milenial.
“Pertanian saat ini sudah menggunakan teknologi dan mekanisasi berbasis 4.0, pengolahan dilakukan dengan digitalisasi, melakukan pendampingan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dari hulu ke hilir, membuka peluang kolaborasi dengan multi-stakeholder, institusional, komunitas dan juga pihak media.” Pembukaan pelatihan, Kamis (26/11/2020) oleh Wakil Ketua YAMPI sekaligus Ketua KTNA, Winarno Tohir. Hadir dalam pembukaan,
Kepala BBPP Lembang didampingi Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional Widyaiswara. Kepala Balai, Kemal Mahfud menyampaikan sambutannya, “Kerjasama ini semoga memberi manfaat dan memberi bekal bagi para generasi milenial kita tentang teknologi hidroponik, juga pengolahan hasil pertanian komoditas hortikultura, berbisnis pertanian dengan sukses.” Winarno Tohir menjelaskan sejarah berdirinya YAMPI yang slogannya saat ini dari dan untuk petani.
“Isi ilmu sebanyak-banyaknya di BBPP Lembang ini, juga lihat banyak berita misalnya di media sosial, harus bisa menunjukkan kelebihan diri masing-masing, karena semua memiliki kesempatan untuk maju,” pesan Winarno di hadapan 20 peserta yang hadir.
“Yang terpenting, bekerja dengan baik dan jangan lupa berdoa serta selalu jujur dan ikhlas di setiap langkah kita, agar kita berhasil dalam hidup kita,”ungkapnya lagi. Selama berlatih 5 hari, peserta memperoleh materi secara klasikal dari Widyaiswara BBPP Lembang tentang Prosedur Izin Usaha Produk Industri Rumah Tangga (PIRT), Good Manufacturing Practices (GMP), Teknologi Pengolahan Hasil Buah dan Sayur, Teknologi Pengemasan dan Pelabelan, dan Digital Marketing.
Agar lebih memahami tentang pengolahan hasil hortikultura, dibagi menjadi 3 kelompok praktik membuat aneka olahan pangan berbasis komoditas hortikultura, yaitu brownies pisang, nugget jamur tiram, stick wortel, dan eskrim mangga.
Peserta Pelatihan Pengolahan Hasil Hortikultura, Aldi Wahyu Nugraha yang berasal dari Pandeglang, menyampaikan kesannya selama mengikuti pelatihan, “Kami belajar banyak disini, bagaimana prosedur memperoleh PIRT, belajar tentang GMP, apa saja syarat minimal dalam pengemasan, dan kami belajar aneka olahan pangan yang dapat meningkatkan nilai tambah komoditas hortikultura. Ini menjadi inspirasi saya untuk berinovasi di komoditas yang saya budidayakan yaitu labu madu menjadi aneka olahan labu madu,” ungkap Aldi.
“Ini menjadi angin segar bagi kami para petani muda untuk menambah kualitas diri kami sehingga memiliki integritas tinggi berwirausaha di bidang pertanian,” ujarnya penuh semangat. CHETY