Berbagai cara terus dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan produktivitas gula nasional, salah satunya melalui kemitraan antara petani tebu dengan perusahaan, dalam hal ini industri atau pabrik gula (PG).
“Kita tidak ingin disaat produktivitas dan rendemen tinggi, justru mengalami masalah pada saat pengolahannya,” jelas Direktur Tanaman Semusim dan Rampah, Direktorat Jenderal Perkebunan, Kementerian Pertanian (Kementan), Hendratmojo Bagus Hudoro.
Begitu juga sebaliknya, lanjut Bagus, ketika industri mengharapkan bahan baku yang bermutu dan banyak, tidak terkendala dengan bahan bakunya. Karena itu dari sisi hulu Kementan terus mendorong perluasan areal untuk menghasilkan produksi tinggi dan bagus. Sementara di hilir industri juga harus membeli tebu petani dengan harga yang bagus serta menghasilkan gula yang bagus.
Sehingga dalam hal ini, untuk memperkuat kemitraan antara kelompok tani dengan perusahaan, maka Kementerian Pertanian (Kementan) akan menggandeng Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Kementerian BUMN. Harapannya saat petani menjual panennya kepada PG dengan mutu yang baik, maka mendapatkan harga wajar atau sesuai.
Sama halnya dengan industri (PG) disaat membutuhkan bahan baku, maka industri akan mendapatkan bahan baku yang baik, terutama dari perkebunan disekitar PG. Tujuannya agar biaya pengiriman bisa lebih kompetitif dibandingkan dengan bahan baku impo. Hal ini sesuai dengan visi dan misi pemerintah untuk lebih mendorong bahan baku dari petani dalam negeri.
Sekalipun ada produk yang masih kurang sesuai, industri harus ikut andil untuk memberi binaan seperti memperbaiki kebun sampai panen agar petani mendapat kepastian harga. “Jangan sampai petani yang menjual tebunya dengan hasil bagus dan tidak bagus, dihargai dihargai sama, ini
Disisi lain, untuk meningkatkan produksi gula (GKP) maka Ditjenbun terus melakukan pembenahan di hulu (budidaya). Adapun untuk tahun 2021 ini Kementan telah memberikan bantuan ke petani untuk program intensifikasi melalui bantun pupuk dan herbisida.
“Jadi dengan melakukan intensifikasi dan revitalisasi diharapkan produksi gula kedepan akan terus meningkat lagi,” jelas Sekretaris Ditjenbun, Kementan, Antarjo Dikin.
Sementara itu, para penangkar dan petani tebu optimistis pengembangan kebun benih datar (KBD) bisa membantu mensukseskan target swasembada gula yang dicanangkan pemerintah meskipun terdapat sejumlah catatan yang harus menjadi perhatian seluruh pemangku kepentingan. Optimisme ini dilatarbelakangi upaya keras pemerintah dalam melakukan seleksi dan pengujian kualitas benih yang benar-benar ketat.
Ketua Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBPTI) Jawa Tengah (Jateng) Yogi Dwi Sungkowo mengungkapkan, “benar-benar selektif, dipilih yang secara kualitas memang bagus sehingga kegiatan pembangunan KBD ini pastinya lebih bagus.” Humas Ditjenbun