Minahasa Utara – Kementerian Pertanian melaui APBN Direktorat Jenderal Perkebunan mengucurkan anggaran sebesar Rp21,93 miliar untuk meremajakan tanaman kelapa dan pala di Provinsi Sulawesi Utara. Dana sebesar ini digunakan untuk untuk peremajaan 1.100 Ha pala dan 900 Ha kelapa.
Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Irjen Kementerian Pertanian Jan S Maringka, didampingi Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar , Hendratmojo Bagus Hudoro di Kabupaten Minahasa Utara. Anggaran untuk kabupaten ini mencapai Rp1,7 miliar.
Bantuan yang didistribusikan kepada masyarakat antara lain benih kelapa genjah 16.500 cikal untuk areal 150 hektare , benih kelapa dalam 11.000 cikal untuk 100 hektare , bangunan dan mesin UPH penyulingan minyak atsiri pala (satu unit), pemeliharaan kebun induk tanaman pala (dua hektare), pemeliharaan blok penghasil tinggi dan pohon induk terpilih tanaman kelapa seluas enam hektare.
Penyerahan bantuan secara simbolis diberikan kepada Kelompok Tani Maju Bersama, Kelurahan Ranomea, Kecamatan Amurang Timur, Kabupaten Minahasa Selatan seluas lima hektare, bantuan yang diterima mencakup 550 cikal kelapa dan pupuk organik sebanyak 1.000 kilogram.
Bantuan serupa juga diterima Kelompok Tani Taruna Lolombulan, Desa Raanan Baru, Kecamatan Motoling Barat, Kabupaten Minahasa Selatan, Kelompok Tani Wangunen, Desa Warukapas, Kecamatan Dimembe Kabupaten Minahasa Utara, dan Kelompok Tani Pinasungkulan, Desa Tountalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara.
Menurut Maringka, kelapa merupakan komoditas andalan utama Sulut yang mempunyai potensi sumber daya alam yang besar pada sektor pertanian, sekaligus berpotensi pada produk turunan kelapa untuk diekspor.
Pohon kelapa adalah jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan dari seluruh bagian tanamannya, mulai dari akar hingga pucuk daun termuda.
“Mengambil filosofi pohon kelapa, untuk melaksanakan program pertanian perlu peran dari setiap unsur, mulai dari para petani, pengusaha, dan kita semua,” ujarnya.
Sebagai sebuah sistem, kinerja satu pihak akan berpengaruh terhadap kinerja pihak lain dan tidak ada yang paling berperan dalam membangun pertanian, semua memiliki peran masing-masing dan setiap peran sama pentingnya.
Menurut Irjen, hal itu senada dengan yang disampaikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa untuk mengurus negeri yang sangat besar tidak gampang, sehingga diperlukan kebersamaan.
Mentan berharap kerja sama aparat pengawasan intern pemerintah dan aparat penegak hukum dalam menjaga ketahanan pangan bisa berjalan dengan baik dengan prinsip kemitraan, kesetaraan, dan kebersamaan.
“Mentan berterima kasih atas kerja keras para petani, peternak, pekebun, dan pelaku usaha pertanian di seluruh Nusantara, serta penghargaan dan apresiasi kepada para petugas pertanian di seluruh NKRI, baik staf Kementan maupun petugas daerah, dan segenap insan pertanian yang telah menyiapkan, menghasilkan dan menyalurkan produk pertanian kita,” kata Irjen. Humas Ditjenbun