Semarang – Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian khususnya perkebunan yang memiliki prospek cerah sebagai primadona ekspor. Kebutuhan dalam negeri akan kopi terus meningkat tiap tahun. Tentunya perlu penerapan teknologi pascapanen kopi yang baik di tingkat pekebun, maka Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan Kompetensi SDM Pascapanen Kopi. “Melalui kegiatan ini diharapkan pascapanen kopi yang baik dapat diterapkan dengan baik sehingga dapat tercapai penurunan kehilangan hasil panen, peningkatan mutu hasil dan peningkatan nilai jual produk komoditas perkebunan,” ujar Dedi Junaedi, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ditjen Perkebunan, Kementerian Pertanian saat memberikan sambutan pada Kegiatan Bimtek Penguatan Kompetensi SDM Pascapanen Kopi yang dilaksanakan di Semarang pada 14-17 Juni 2022, yang dihadiri oleh 45 peserta (15/6).
Pada kesempatan yang sama, Dani Harun dari Dinas Perkebunan Jawa Tengah, mengapresiasi kegiatan tersebut, Diharapkan kedepannya pekebun dapat menerapkan pascapanen kopi dengan baik dan pentingnya memperkuat kelembagaan pekebun, sehingga dapat meningkatkan mutu hasil dan nilai jual produk kopi, karena potensi pengembangan komoditas kopi Jawa Tengah cukup besar.
“Dalam masa pandemi ini, untuk meningkatkan pasar, perlu dilakukan terobosan penjualan secara online (Digital marketing). Salah satu program yang dapat diakses oleh petani kopi di desa adalah WARKOP DIGITAL,” ujar Dadan Hermawan, selaku Direktur CTO Warkop Digital.
Selain itu juga dilakukan praktek penanganan pascapanen kopi yang baik di Kelompok Tani Ngudi Makmur X Kabupaten Semarang, yang dipandu oleh Edy dari Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, dan peserta cukup antusias. Kelompok Tani ini merupakan penerima bantuan alat pascapanen kopi dari Kementerian Pertanian. Antep Rosip, selaku Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur X, juga menyampaikan success story dalam mengelola kelompok taninya. “Kesabaran dan kreatifitas adalah kunci utama suksesnya pengelolaan kelompok,” ungkapnya. Humas Ditjenbun