Medan – Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) tiba di Kota Medan disambut Gubernur Sumatera Utara. Gubernur optimis kedatangan Presiden bisa memberikan hal positif bagi masyarakat Sumut. “Kita harapkan dengan kedatangan Presiden dan melihat langsung ke tempat-tempat yang didatangi, bisa langsung dapat penanganan atas Perintah Presiden,” kata Edy Rahmayadi, Gubernur Sumatera Utara (Sumut).
Presiden mengunjungi beberapa wilayah mulai Kepulauan Nias hingga Kota Medan, diantaranya bertemu dengan masyarakat Program Keluarga Harapan di Pasar Petisah Medan, meninjau Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan, Hari Keluarga Nasional, peresmian revitalisasi Lapangan Merdeka Medan, hingga peninjauan rumah apung di Belawan.
Adapun rombongan Presiden RI didampingi Menteri Pertanian meninjau lokasi PPKS Medan. Berdasarkan penetapan tutupan lahan kelapa sawit Kepmentan Nomor 833 Tahun 2019 dan angka sementara statistik perkebunan (BPS dan Ditjen Perkebunan), diketahui bahwa luas Kelapa Sawit di Sumatera Utara hingga Tahun 2022 seluas 2.079.027 Ha, Luas PR 665.088 Ha (31,99%), Luas PBN 462.308 Ha (22,24%) dan Luas PBS 951.630 Ha (45,77%). Sementara hasil produksi TBS mencapai 22.984.379 ton, Produksi CPO sebanyak 5.301.912 ton, dengan Produktivitas TBS sebanyak 21,23 ton/Ha/thn dan Produktivitas CPO sebanyak 4,903 ton/Ha/thn.
Dari hasil tinjauan, Harga TBS Sumut terkini per Juni 2022 sebesar Rp. 2.534,73, sesuai penetapan harga TBS Provinsi Sumatera Utara. Sedangkan untuk kegiatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) di Sumatera Utara, untuk rekomendasi teknis seluas 22.777 Ha dengan luas tumbang chipping sebesar 17.271 Ha (75,83%) dan luas tertanam sebesar 15.840 Ha (69,54%). Dimana tahun 2022 target yang dicapai seluas 10.500 Ha untuk 15 kabupaten.
Adapun program Kementerian Pertanian terkait Kelapa Sawit sesuai Permentan Nomor 03 Tahun 2022 antara lain Peremajaan Sawit Rakyat (PSR), Sarana dan Prasarana, Pengembangan SDM, dan Penelitian dan Pengembangan Kelapa Sawit.
Presiden RI menghimbau agar segera dilakukan percepatan realisasi PSR, mendorong peningkatan sarana maupun prasarana, pengembangan SDM dan Litbang, penguatan kelembagaan pekebun kelapa sawit, dan mendorong kemitraan pekebun kelapa sawit dengan PKS.
Permentan Nomor 03 Tahun 2022 dapat dijadikan acuan bagi para pekebun dan pelaku usaha perkebunan, tentunya harus tergabung dalam kelembagaan pekebun atau kemitraan saat melakukan peremajaan kebun kelapa sawitnya.
Rombongan Presiden didampingi Mentan turut melakukan peninjauan fasilitas Inovasi dan Teknologi Pengolahan Minyak Makan Merah sekaligus berdialog dengan koperasi petani sawit swadaya yang akan menjadi piloting pembangunan pabrik minyak makan merah.
Pada kesempatan ini, Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) memperkenalkan teknologi sederhana untuk produksi minyak makan merah yang masih mempertahankan kandungan senyawa fitonutrien berkadar tinggi meliputi karoten (sebagai pro-vitamin A), tokoferol dan tokotrienol (sebagai vitamin E), dan squalene.
Menurut PPKS, Minyak makan merah berpotensi digunakan sebagai pangan fungsional (salah satunya sebagai bahan pangan untuk antistunting) karena selain sebagai sumber lemak (zat gizi dasar) juga mengandung senyawa fitonutrien yang memiliki sifat sebagai antioksidan dan bioaktivitas lainnya. Asam oleat dan asam linoleat yang dikandungnya berfungsi untuk pembentukan dan perkembangan otak, transportasi dan metabolisme pada anak. Minyak makan merah juga sesuai digunakan untuk menumis bahan pangan, salad dressing, bahan baku margarine dan shortening, dan sebagainya.
Teknologi produksi minyak makan merah ini dapat dikembangkan pada skala UMKM sebagai potensi peningkatan nilai tambah dan peningkatan kesejahteraan pekebun dari pengembangan usaha berbasis produk turunan kelapa sawit melalui pemberdayaan koperasi. Produk inovasi ini dapat menjadi solusi untuk pemenuhan zat gizi bagi masyarakat Indonesia. Edukasi dan sosialisasi tentang manfaat dari minyak makan merah perlu dilakukan agar minyak makan merah dan produk diversifikasinya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Selain inovasi tersebut, PPKS yang merupakan center of excellence di bidang penelitian kelapa sawit telah berperan penting dalam perkembangan industri sawit di Indonesia. PPKS merupakan produsen benih kelapa sawit terbesar di Indonesia yang telah menghasilkan berbagai varietas benih kelapa sawit unggul yang digunakan di perkebunan kelapa sawit, baik perkebunan negara, swasta, maupun perkebunan rakyat.
PPKS juga turut serta dalam Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dan berperan aktif dalam mengedukasi pekebun kelapa sawit mengenai pentingnya penggunaan bahan tanaman unggul maupun penerapan kultur teknis melalui kegiatan diseminasi secara langsung maupun melalui media sosial PPKS. Saat ini, PPKS tengah mengembangkan pupuk hayati Bioneensis yang bermanfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, kesehatan dan kesuburan tanah. Pupuk hayati ini menjadi primadona di perkebunan kelapa sawit di tengah tingginya harga pupuk.
Dengan dukungan pemerintah dan seluruh stakeholder kelapa sawit, PPKS akan terus berupaya menghasilkan berbagai inovasi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing industri minyak sawit Indonesia, baik di sektor hulu, hilir, maupun melalui rekomendasi kebijakan demi kemajuan perkelapasawitan Indonesia, sesuai dengan tagline nya yaitu “PPKS berkarya, sawit Indonesia Berjaya”. Humas Ditjenbun