Sehubungan masih terjadinya disparitas mutu benih tanaman perkebunan yang beredar di masyarakat, maka pemerintah mendorong peningkatan mutu benih melalui Penerapan Sistem Manajemen Mutu. Sehingga ke depan mutu benih yang diproduksi di produsen benih dari Aceh sampai Papua memiliki kualitas yang standar.
Direktur Perbenihan Perkebunan dalam arahan dalam Pertemuan Produsen Benih Tanaman Perkebunan yang diselenggarakan pada 06-08 Oktober 2022 di Bogor, Jawa Barat, menyampaikan jika pemerintah akan menerapkan sejumlah kebijakan terkait peningkatan mutu. Ini dalam rangka meningkatkan kualitas benih yang beredar di masyarakat.
“Kita akan menerapkan kebijakan uji kompetensi pada produsen benih khususnya kelapa sawit. Tahun depan produsen benih akan didorong untuk menerapkan ISO 9001:2015 khususnya untuk produsen benih kelapa sawit atau komoditas lain yang masuk dalam ekatalog” ujar Direktur Perbenihan Perkebunan.
Pada pertemuan yang dihadiri perwakili Dinas Perkebunan melalui UPTD Balai Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Perkebunan dan Pengurus Perkumpulan Penangkar Benih Tanaman Perkebunan Indonesia (PPBPTPI) Pusat dan Provinsi, disepakati pentingnya akselerasi kemitraan antara pelaku usaha benih perkebunan besar dengan pelaku usaha benih perkebunan kecil. Kemudian antara lembaga penelitian untuk meningkatkan mutu benih tanaman perkebunan.
Pada kesempatan tersebut, Sekretaris Jenderal PPBPTPI, Rusbandi, menyatakan siap mendukung kebijakan pemerintah dalam penerapan sistem manajemen mutu namun perlu adanya jaminan pasti terhadap hal tersebut akibat dinamisnya kebijakan pemerintah. Selain pentingnya penerapan system manajemen mutu pada produsen benih, produsen benih sawit tersebut, menyarankan pentingnya untuk segera menerapkan standarisasi UPTD *Pengawasan dan Sertifikasi benih tanaman perkebunan. Drs. Nono Suharyono
(Fungsional Pranata Humas Ahli Madya)
