Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo meminta para penyuluh pertanian untuk secara aktif mengawal dan mendampingi petani. Peran penyuluh, menurut Syahrul sangat penting dalam meningkatkan produktivitas petani. Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nusyamsi mengatakan, Penyuluh Pertanian diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi penyuluh pertanian, dan petani, guna mengoptimalkan kegiatan pembinaan, pengawalan, dan pendampingan kepada petani.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian, Bustanul Arifin Caya mengungkapkan, indikator kinerja penyuluhan pertanian adanya presentase petani yang menerapkan teknologi yaitu 85% dan presentase kelembagaan petani yang meningkat kapasitasnya 21%. “Kegiatan serapan dana Dekonsentrasi dan DAK harus cepat, guna berjalannya kegiatan penyuluhan dalam mendukung program Kementan,” ujarnya pada Rapat Koordinasi Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2023 di Mercure Hotel Ancol, Jakarta. (26/1)
Bustanul menambahkan. Program utama penyuluhan tahun 2023 yaitu penguatan kelembagaan Poktan dan Gapoktan menjadi Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP), sehinga menjadi kelembagaan agribisnis. Selain itu, peningkatan kapasitas teknologi pertanian melalui Sekolah Lapang (SL) seperti pengembangan Genta Organik. “Penyuluh juga bisa bekerja di bidang pertanian, sehingga bisa menjadi konsultan agribisnis,” tambahnya.
Menurut Bustanul, Genta Organik wajib dilaksanakan dan resonansikan kepada petani oleh penyuluh. Menurutnya, tahun ini merupakan momentum yang sangat tepat untuk diaplikasikan, karena harga pupuk yang sekarang ini mahal bahkan di khawatirkan harganya bisa naik 4 kali lipat. “Untuk itu kita harus melakukan terobosan dengan pemanfaatan pupuk organik dan hayati yaitu dengan konsep pemupukan berimbang,” tegasnya.
“Kita akan membuat 1000 titik demplot pembuatan pupuk organik melalui SL. Kalau diperlukan, kita lakulan ToT atau menggunakan dana DAK untuk melakukan pelatihan genta organik,” ujar Bustanul.
Pengembangan Genta Organik nantinya juga didukung dengan program Simurp selain kegiatan CSA yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap perubahan iklim, mengurangi risiko gagal panen, mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) serta meningkatkan pendapatan petani di khususnya di Daerah Irigasi Proyek SIMURP. SY/NF