Tingkatkan Produktivitas Pertanian, Kementan Gencarkan Genta Organik

Berita, General54 Dilihat

JAKARTA – Menghadapi tantangan ekonomi global di tahun 2023, Kementan melalui BPPSDMP terus melakukan kegiatan yang bisa meningkatkan kemampuan insan pertanian yang profesional, mandiri, memiliki daya saing serta menguasai teknologi. Tak hanya itu diharapkan insan pertanian jg memiliki jiwa enterpreneur sehingga petani-petani milenial mampu tak hanya sekadar memenuhi kebutuhan produksi pertanian dalam negeri tetapi juga mampu mengekspor produksi pertanian.

Di tengah naiknya harga pupuk kimia, petani-petani milenial juga harus mampu mencari solusi dengan memanfaatkan pupuk organik. Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo juga mendorong pemerintah daerah untuk ikut gotong royong menyukseskan Gerakan Tani Pro Organik (Genta Organik) dalam rangka mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.

“Kami harapkan kepada gubernur, bupati/walikota, dan kepala dinasnya untuk turun tangan secara maksimal. Karena gerakan ini tidak akan berhasil tanpa kebersamaan,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Mentan juga mengajak penyuluh dan petani untuk mulai mengurangi penggunaan pupuk kimia dan meningkatkan penggunaan pupuk organik

Senada dengan Mentan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan dampak dari perang Rusia – Ukrania telah membuat pupuk kimia menjadi mahal. Maka dari itu pemanfaatan pupuk organik harus terus digalakan.

“Ini peluang bagi kita untuk mengembangkan pupuk organik. Momentum di tengah harga pupuk kimia yang melonjak. Potensi alam kita bisa kita manfaatkan secara maksimal,” kata Dedi Nursyamsi saat membuka Rapat Koordinasi Penyuluhan Pertanian Nasional Tahun 2023, di Mercure Convention, Ancol, Kamis (26/01).

Dikatakan Dedi, di tahun 2023 tantangan yang dihadapi bisa juga menjadi peluang bagi petani-petani milenial untuk meningkatkan produksi pertanian. Karena itu BPPSDMP terus meningkatkan kemampuan petani milenial agar profesional, mandiri, memiliki daya saing serta berjiwa wira usaha.

“Perang Rusia – Ukraina telah mempengaruhi pasar dunia, permasalahan pupuk kimia menjadi mahal, impor gandum dari Rusia terganggu. Tetapi pertanian tidak boleh terganggu. Petani-petani milenial kita harus fight, kerja keras untuk tingkatkan produksi pertanian,” kata Dedi.

Dedi berharap SDM pertanian tidak sekadar memenuhi kebutuhan dalam negeri tetapi juga bekerja keras agar bisa ekspor hasil-hasil pertanian.

“Kementerian Pertanian RI dicatat oleh Museum Rekor Indonesia (MURI) memecahkan rekor Peserta Pelatihan Terbanyak yang diikuti 1,6 juta peserta, tepatnya 1.610.655 orang pada kegiatan Pelatihan Sejuta Petani dan Penyuluh 2022, yang digelar Pusat Pelatihan Pertanian (Puslatan) dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP). Ini luar biasa, sekali “jreng”, langsung 1,6 juta peserta pelatihan,” ujar Dedi.

“Semua itu kita lakukan untuk meningkatkan kualitas SDM pertanian. Kita regenerasi dari petani kolonial ke petani milenial. Petani milenial harus berjiwa wira usaha, profesional dengan melek teknologi,” kata Dedi.

“Caranya, bangun agribisnis yang memiliki prospek yang luar biasa. Karena negara kita negara agraris. Air mengalir di mana- mana, matahari selalu bersinar buat fotosintetis tumbuhan sehingga menghasilkan produksi pertanian yang berkualitas, sayur mayur, buah-buahan dan produksi pertanian lainnya,” kata Dedi.

Agribisnis menurut Dedi bisa berkembang jika melakukannya dengan Smartfarming, yakni dengan memanfaatkan teknologi pertanian seperti internet optick, marketplace, drone dan lain-lain. Selain itu juga memanfaatkan alat-alat mesin pertanian serta memanfaatkan fasilitas KUR (Kredit Usaha Rakyat) dari pemerintah.

“KUR pertanian adalah dedikasi pemerintah untuk para petani,” tegas Dedi. NF

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *