Jakarta – Kopi sudah menjadi komoditas penting Indonesia, yang berdampak pada perekononian dan pendapatan bagi negara sekaligus mendorong agrobisnis dan agroindustri serta perkembangan wilayah. Hal tersebut diungkapkan Direktur Tanaman Tahunan dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Dijenbun Kementan), Muhammad Rizal Ismail pada acara peringatan Hari Kopi Nasional (HKN) di Gd. RNI Jakarta. (11/3/2023)
Ismail mengatakan, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 di dunia. Kopi merupakan komoditas sosial, karena sebagian besar perkebunan rakyat. “Sekarang tinggal bagaimana meningkatkan produksi, luas lahan, menciptakan SDM berkualitas, dukungan Pemerintah Daerah (Pemda), dan meningkatkan ekspor. Dampak dari kondisi Covid 19, kita harus pandai menangkap peluang. Harus fokus dan terarah dalam pembangunan perkopian, kolaboratif, integratif membangun jejaring dengan stakehokder dan pasar,” ujarnya.
“Konsumsi kopi Indonesia semakin tumbuh besar dibanding negara konsumen lainnya. Acara “sruput kopi” di HKN ini, merupakan momentum untuk meningkatkan konsumsi kopi nasional. Perkembangan kopi belum maksimal dari hulu dampai hilir, perlu dilakukan perbaikan bersama terutama perkebunan rakyat agar bisa menerapkan Good Agricultural Practices (GAP) dari dulu sampai hilir. Untuk itu, Ditjenbun melakukan upaya dengan kegiatan peningkatan komoditas berbasis kawasan, perbaikan panen dan pasca panen, kemitraan usaha dan berdaya saing, bantuan sarana prasarana dan Bimtek,” ungkap Ismail.
Frans Marganda Tambunan, Direktur Utama RNI (Persero) menceritakan, yang minum kopi, dahulu iti hanya orang tua, tapi sekarang untuk semua usia. “Kami bersama beberapa BUMN yang terlibat pangan selalu bahu membahu mengerjakan ekosistem, membantu petani dari hulu sampai hilir. Kami juga menjadi offtaker dari mitra kami, membeli produk mereka agar harga tidak turun. Selain itu, kita selalu sinergi untuk mengangkat kopi ke dunia internasional,” kata Frans
Sementara itu, Ketua Dewan Kopi (Dekopi) Indonesia, Rusman Heriawan mengatakan, HKN yang ke-5 ini, bertepatan dengan lahirnya Dekopi Indonesia. “Keberagaman Kopi Nusantara Perkuat Ekonomi Masyarakat dan Pererat Komunikasi Bangsa” meruoakan tema yang sangat bagus dan penuh makna bagi masyarakat kopi Indonesia. Karena keberagaman kopi Indonesia sudah diakui dunia dan unik cita rasanya beragam dari setiap daerah,” ujarnya.
“Walaupun punya cita rasa beragam, namun jangan lupakan Indonesia. Setiap brand kopi, saya berharap juga mencantumkan nama Indonesia, jangan daerahnya saja, agar nama Indonesia bisa terangkat. Kedua, perkuat ekonomi rakyat yang disumbang perkopian. Caranya dengan mewujudkan kemitraan yang dinamis antara hulu hilir, karena saat ini perkopian masih bekerja sendiri sendiri. Bentuk rantai pasok yang stabil, yang bisa dinikmati seluruh Indonesia. Serta pererat harmonisasi bangsa, karena kopi audah menjadi tren dan gaya hidup bagi kalangan anak muda.
Komisaris Utama RNI, Bayu Krisnamurthi menjelaskan, peran BUMN akan besar bila dimasukkan dalam strategi pengembangan kopi. Keunggulan kopi Indonesia terjadi karena keberagaman kopi nusantara. “Kita eksis dan dihormati sampai saat ini karena Indonesia mampu menampilkan speciality. Keberagaman cita rasa itu masih terus didorong dan dipromosikan disertai perbaiki faktor produktivitas dan kualitas, mampu menangani perubahan iklim, dan logistik ekspor dengan membangun harmonisasi,” ujar Krisna. Sementara itu Menteri Perdangan, Zulkifli Hasan, dalam sambutannya secara virtualnya mengatakan, kopi sudah menjadi sandaran ekonomi masyarakat Indonesia. “Mari kita dorong semua stake holder untuk memperkuat keberagaman dan ekonomi rakyat. Menuju kopi Indonesia mempimpin dunia”, tambahnya. Humas Ditjenbun