Malang – Jiwa kewirausahaan (entrepreunership) adalah jiwa yang mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan dalam upaya menciptakan nilai tambah, dengan menangkap peluang bisnis dan mengelola sumber daya untuk mewujudkannya. Selain itu, sarat akan perwujudan ide-ide inovatif dan kreatif yang dimiliki dalam mengembangkan dan mewujudkan segala visi dan misi.
Saat ini, minat generasi muda yang berperan aktif di sektor pertanian sangat berkurang. Kondisi ini menjadi perhatian khusus bagi Kementerian Pertanian dimana pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pertanian berperan penting menggenjot produktivitas pertanian. Hal ini menjadi perhatian utama sekaligus tugas pokok Kementerian Pertanian (Kementan) yang dilaksanakan Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) melalui Tiga Pilar yakni penyuluhan, pelatihan dan pendidikan.
“Salah satu fokus kita meningkatkan kualitas SDM. Dengan SDM yang berkualitas tersebut, kita akan meningkatkan pertanian,” kata Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Pelatihan merupakan salah satu langkah yang efektif sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan serta memecahkan masalah yang dihadapi dalam pengembangan SDM pertanian, khususnya bagi para pemuda tani yang bergerak di sektor pertanian. Penyelenggaran pelatihan tersebut merupakan bagian dari pembinaan dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian. Identifikasi kebutuhan pelatihan (IKP) merupakan langkah pertama dari siklus penyusunan program pelatihan agar kegiatan pelatihan tersebut tepat sasaran dan diselenggarakan seusai konsep Competency Based Training (CBT). Manfaat dilaksanakannya IKP ini adalah untuk memperoleh data CP/CL dan permasalahan dan kebutuhan yang diinginkan oleh sasaran, untuk mempermudah dalam menentukan skala prioritas dalam perencanaan materi pelatihan serta memperlancar pelaksanaan kegiatan.
Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi, menegaskan bahwa BPPSDMP di garis terdepan dalam pembangunan SDM pertanian melalui Tiga Pilar yakni penyuluhan, pelatihan dan pendidikan harus berjalan seiring dan seimbang dalam mengemban tugas meningkatkan kapasitas dan kompetensi SDM pertanian.
“Pertanian adalah bisnis. Artinya, pertanian harus menghasilkan, harus menguntungkan, maka tugas widyaswara dan pengelola pelatihan untuk mampu melatih para peserta pelatihan memahami proses bisnis,” kata Dedi Nursyamsi.
Dalam rangka pelaksanaan Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Tani, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan melaksanakan IKP di 18 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur. Kegiatan IKP dimulai dari penjaringan para peserta IKP yang diusulkan oleh masing-masing Dinas Pertanian Kabupaten/Kota se-Jawa Timur, selanjutnya dilakukan identifikasi para peserta baik melalui pengisian kuisioner maupun peninjauan dan penggalian data di lapangan. Salah satu lokasi IKP adalah di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur yang diikuti oleh 8 (delapan) orang peserta yang berasal dari beberapa kecamatan yang tersebar di Kabupaten Bojonegoro.
“Hasil dari kegiatan IKP ini, yaitu teridentifikasinya para calon peserta peselatihan sesuai dengan CP/CL, tersusunnya rekap data peserta sesuai dengan instrument penilaian dan hasil identifikasi Deskripsi Kompetensi Kerja (DKK) sebagai bahan untuk menentukan prioritas materi Pelatihan Kewirausahaan bagi Pemuda Tani Tahun 2023” ujar Dewi Melani selaku petugas enumerator dari BBPP Ketindan yang bertugas melaksanakan IKP di Bojonegoro. Dewi Melani/Yeniarta